Alhasil banyak warga yang berbondong-bondong datang ke sana untuk mengeruk emas. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat warga mengeruk tanah dengan sekop dan mengumpulkan tanah ke sebuah wadah. Di sisi lain, terlihat pula ada warga yang menggali dengan tangan kosong.
Menteri Pertambangan Kivu Selatan Venant Burume menyatakan bahwa sebenarnya penemuan ini sudah dari akhir Februari lalu. Tidak lama setelah penemuan itu, banyak orang, termasuk angkatan bersenjata Kongo (FARDC), datang ke lokasi untuk berusaha mencari emas-emas itu.
Karena berpotensi menimbulkan konflik, pemerintah mengeluarkan peraturan untuk menghentikan sementara aktivitas penambangan. Dalam sebuah surat perintah pemerintah menginstruksikan pedagang, penambang dan anggota angkatan bersenjata Kongo agar meninggalkan lokasi tambang.
Namun tak hanya Kongo yang memiliki tambang emas seperti ini, beberapa negara di dunia juga memilikinya, termasuk RI. Berikut deretan tambang emas terbesar di dunia, sebagaimana dilansir dari Mining Technology oleh CNBC Indonesia pada Rabu (17/3/2021).
1. Tambang emas South Deep, Afrika Selatan
South Deep merupakan tambang emas terbesar di dunia, jika dihitung berdasarkan jumlah cadangan. Terletak 45 km barat daya Johannesburg di Witwatersrand Basin, Afrika Selatan, South Deep juga merupakan tambang terdalam ketujuh di dunia, dengan kedalaman tambang hingga 2.998 m di bawah permukaan.
South Deep juga dikenal dengan nama Tambang Emas Wilayah Barat hingga tahun 2000. Operasi penambangan di lokasi tersebut dimulai pada tahun 1961. Goldfields menjadi pemilik dan operator tambang emas South Deep pada tahun 2006. Tambang emas bawah tanah dioperasikan melalui dua sistem poros, dikenal sebagai kompleks Poros Selatan dan kompleks Poros Kembar.
Cadangan mineral yang dikelola di South Deep per Desember 2018 bahkan mencapai 32,8 juta ons (million ounces/Moz). South Deep memproduksi 157.100 oz emas pada 2018, dibandingkan dengan 281.300 oz pada 2017. Dengan banyaknya emas yang terkandung, umur tambang South Deep diharapkan diperpanjang hingga 2092 mendatang.
2. Tambang emas Olimpiada, Rusia
Tambang emas Olimpiada, yang terletak di wilayah Krasnoyarsk di Siberia Timur, Rusia, dimiliki dan dioperasikan oleh Polyus Gold. Tambang tersebut diperkirakan memiliki cadangan sebesar 26 Moz pada Desember 2018.
Olimpiada menggunakan metode lubang terbuka konvensional dengan menggunakan sekop dan truk. Bijih yang diekstraksi diproses di dua pabrik terdekat dengan kapasitas gabungan tahunan sebesar 13 juta ton.
Produksi pertama di tambang emas Olimpiada terjadi pada tahun 1996. Tambang tersebut menghasilkan 1,3 Moz emas pada tahun 2018. Itu dialihkan ke pengoperasian mesin otonom pada Januari 2019.
3. Tambang emas Norte Abierto, Chile
Tambang emas Norte Abierto, yang belum berproduksi, terletak di Wilayah Atacama Chili. Norte Abierto, perusahaan patungan 50:50 antara Barrick Gold dan Newmont Goldcorp, sedang mengembangkan tambang sebagai proyek tambang terbuka.
Tambang tersebut diperkirakan mengandung 23,2 Moz cadangan emas terbukti dan terkira per Desember 2018.
Dua endapan bernama Cerro Casale dan Caspiche yang terletak pada jarak 12 km dari satu sama lain, di dalam Sabuk Emas Maricunga di Chili utara, akan ditambang sebagai bagian dari proyek tersebut.
4. Tambang emas Lihir, Papua Nugini
Tambang emas Lihir, terletak 900 km timur laut Port Moresby di Provinsi Irlandia Baru Papua Nugini (PNG), telah berproduksi sejak 1997. Dimiliki dan dioperasikan oleh Lihir Gold Limited (LGL), yang digabungkan dengan Newcrest Penambangan pada Agustus 2010. Newcrest Mining saat ini memiliki dan mengoperasikan tambang emas Lihir yang memiliki cadangan emas sebesar 24 Moz per Desember 2018.
Sebagian besar bijih yang diekstraksi dari Lihir diolah melalui oksidasi tekanan dan pencucian konvensional. Tambang tersebut menghasilkan 933.000 oz emas pada tahun keuangan yang berakhir Juni 2019.
Newcrest menyelesaikan studi pra kelayakan untuk optimasi pit Lihir pada Februari 2016. Tambang tersebut diharapkan menghasilkan 1 Moz emas pada tahun 2020.
Halaman 3>>
Pada 2020, total produksi emas Indonesia ditaksir mencapai 130 ton menurut U.S Geological Survey (USGS). Produksi emas di Indonesia berkontribusi terhadap 4% total output global. Produsen emas terbesar dunia adalah China dan Australia yang masing-masing outputnya mencapai 380 ton dan 320 ton.
Di Indonesia ada beberapa tambang emas yang beroperasi. Mayoritas hasil tambang emas Indonesia berasal dari tambang tembaga dan emas raksasa Grasberg di Papua. Tambang Grasberg menduduki peringkat pertama sebagai tambang emas terbesar di dunia.
Tambang Graseberg dioperasikan oleh perusahaan tambang AS yaitu Freeport McMoran yang terdaftar. Kini 51% sahamnya untuk tambang di Papua tersebut sudah dikuasai oleh pemerintah RI.
Penambang emas lainnya yang ada di Indonesia yaitu Newmont Mining yang kini juga sudah menjadi milik Indonesia setelah diakuisisi oleh perusahaan tambang dan energi Medco. Newmont Mining di Indonesia telah berganti nama menjadi Amman Mineral dan mengoperasikan tambang tembaga dan emas Batu Hijau di Sumbawa.
Kemudian ada juga perusahaan tambang pelat merah yang juga merupakan perusahaan publik yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang memiliki kilang Logam Mulia memproduksi sekitar 5 ton emas per tahun dari dua tambangnya di Indonesia, Pongkor di Jawa Barat dan Cibaliung di Banten.
Penambang emas lain yang aktif di Indonesia termasuk perusahaan tambang emas yang berbasis di Hong Kong G-Resources, yang menambang tambang emas dan perak Martabe di Sumatera Utara. Serta masih ada beberapa penambang lainnya. Itulah tadi lokasi gunung-gunung emas yang ada di Indonesia
Namun apabila dilihat dari sisi perdagangan internasional, nilai ekspor emas terhadap total ekspor dan pangsanya terhadap total ekspor emas global masih terbilang kecil. Setidaknya nilai ekspor emas Indonesia tercatat mencapai US$ 2,06 miliar.
Indonesia juga memiliki cadangan emas terbesar kelima di dunia dengan total cadangan mencapai 2.600 ton pada 2020. Jumlah tersebut setara dengan hampir 5% cadangan emas dunia.