(CNBC Indonesia/Andrean Kristianto),
CNBC Indonesia
16 March 2021 18:10
SeorangĀ anak membantu warga yang menunggu dari balik tembok beton yang menutupi rumahnya saat makanan yang dibelinya tiba di Tajur, Ciledug, Tangerang, Banten, Senin (15/3/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Tembok beton sepanjang 300 meter dengan tinggi 2 meter serta dipasang kawat duri itu menutup akses menuju rumah dan tempat usaha milik warga sejak 21 Februari 2021 lalu. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Akibat penutupan akses tersebut keluarga iyang tinggal di lokasi tersebut terpaksa masuk dan keluar rumah dengan cara memanjat. Ini karena rumahnya terkepung tembok beton yang dipasang oleh pemilik tanah kosong di depan rumahnya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dilansir dari detikcom, Acep Waini Munir (28) mengatakan orang tuanya membeli rumah tersebut dari pelelangan di salah satu bank swasta. Sedangkan lahan yang disengketakan merupakan jalan yang berada di depan rumah orang tuanya. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
"Yang rumah ini bukan sengketa, yang diklaim sepanjang jalan beton itulah yang masih disengketa. Pihak sana mengklaim punya dia. Kita nggak mengakuin itu jalan siapa, saya tidak mempermasalahkan jalanan, itu jalanan umum. Tapi kenapa dipagar beton?," ujar Acep di Ciledug, Tangerang, Sabtu (13/3/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kapolsek Ciledug Kompol Wisnu Wardana mengatakan akses jalan itu tertutup tembok gara-gara ada sengketa lahan. Menurut dia, sengketa lahan tersebut telah terjadi sejak 1990-an. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)