Penyebarannya Cepat, Mengenal Lagi Apa Itu Virus Corona B117

Aji Hidayat, CNBC Indonesia
10 March 2021 14:21
Infografis/ Ditemukan di RI Mutasi dari corona, 10X lebih menular/Aristya Rahadian
Foto: Ilustrasi Virus Corona B117

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah peneliti besar di dunia sudah memprediksi virus corona B117 ini akan menggantikan varian dominan saat ini. Jika varian Corona B117 terus mendominasi, ada kemungkinan siklus pandemi akan seperti di awal merebak.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memberikan penjelasan perihal virus corona varian B117.

Hal ini diawali karena telah ditemukan virus dengan varian tersebut di Indonesia. "Kita tahu pada Senin malam, 1 Maret, kita sudah menemukan dua kasus positif virus corona di mana terdapat varian baru, yaitu B117," kata Siti Nadia.

Penemuan dari B117 ini adalah merupakan pemeriksaan dari whole genome sequencing yang dilakukan oleh Balitbangkes Kemenkes bersama 16 laboratorium lainnya yang melakukan pemeriksaan whole genome sequencing.

"Kami sampaikan saat ini jumlah kasus yang sudah ditemukan terkait dengan varian B117 saat ini bertambah."

"Kita ketahui karakteristik varian B117 ini dinyatakan bahwa virusnya ini lebih cepat menular tetapi WHO belum mendapatkan laporan bukti bahwa virus ini lebih tinggi tingkat keganasannya," tambahnya.

Varian B117, disebutkan lebih cepat menular, namun Siti Nadia menegaskan, dia tidak lebih mematikan. Mutasi ini, karena terjadi pada spike virus tadi, yang menyebabkan virus tadi menjadi lebih mudah masuk ke sel sasaran sehingga penularannya menjadi lebih cepat dibandingkan varian yang lama.

"Kami sampaikan juga bahwa hingga saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan yang telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak bisa melindungi kita dari virus varian baru ini."

Sebagai informasi, mutan B117 pertama kali diidentifikasi di Inggris September tahun lalu. Melansir laporan Center for Disease Control & Prevention (CDC) AS, arian ini memiliki beberapa mutasi pada gen yang mengkode protein spike (S) dan nukleokapsid (N) virus.

Dalam laporan tersebut varian baru asal Negeri Ratu Elizabeth ini sudah menyebabkan 2.506 kasus infeksi di AS hingga 2 Maret lalu. Varian B117 dilaporkan telah menyebar ke 46 jurisdiksi di dunia.

Laporan yang ditulis oleh Galloway dan peneliti lain yang dipublikasikan pada 22 Januari lalu juga melampirkan pemodelan perkembangan kasus Covid-19 di AS. Temuan varian B117 akan meningkatkan infeksi di Paman Sam.

Ada dua simulasi utama dalam studi tersebut. Simulasi pertama menggunakan skenario tanpa vaksinasi sejak awal Januari-Mei 2021. Dalam skenario pertama ini jika laju reproduksi virus (Rt) sama dengan 1,1 maka tren infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh varian yang sudah ada bakal menurun. Namun tidak dengan varian baru.

Mutan B117 akan meningkatkan total kasus infeksi Covid-19 di AS. Sumbangsih kasus harian Covid-19 akibat mutan B117 diperkirakan bakal mencapai 40-70 kasus per 100 ribu orang.

Apabila menggunakan skenario kedua ketika nilai Rt = 0,9 maka kasus harian yang dilaporkan akan melandai sampai Maret tetapi akan kembali melesat setelahnya karena peningkatan pesat infeksi Covid-19 akibat mutan B117.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Ganas Masuk RI, Pemerintah Siapkan Kebijakan Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular