Pasukan polisi dan para aktivis terlibat bentrok di ibu Kota Meksiko di tengah aksi unjuk rasa memperingati Hari Perempuan Internasional, Senin (8/3/2021) waktu setempat. (AP/Rebecca Blackwell)
Petugas memaksa mundur para pengunjuk rasa dengan gas air mata dan tameng di lokasi demo yang berlangsung di alun-alun utama Mexico City, The Zocalo. (AP/Rebecca Blackwell)
Para pemrotes saat itu menyerukan kepada pemerintah untuk menindaklanjuti tingginya kasus pembunuhan atas perempuan di Meksiko, yang disebut sebagai femisida, maupun kekerasan berbasis gender. (AP/Rebecca Blackwell)
Ribuan ibu-ibu, beberapa dengan anak perempuan mereka, mengikuti aksi unjuk rasa itu di Mexico City pada Senin waktu setempat. (AP/Rebecca Blackwell)
Di lokasi lain, sejumlah pemrotes mendobrak pagar pembatas keamanan di sekitar National Plaza dengan palu dan tongkat kayu. (AP/Rebecca Blackwell)
Para pemrotes menyerukan kepada pemerintah untuk menindaklanjuti tingginya kasus pembunuhan atas perempuan di Meksiko, yang disebut sebagai femisida. (AP/Rebecca Blackwell)
Pihak berwenang mendirikan blokade di sekitar lokasi unjuk rasa. Namun, blokade itu lalu dipenuhi dengan nama-nama korban femisida yang dipasang oleh kelompok-kelompok perempuan. (AP/Rebecca Blackwell)
Polisi antihuru-hara menggunakan tameng untuk menghalangi laju para pemrotes yang ingin masuk ke lokasi National Plaza. (AP/Rebecca Blackwell)
Bentrokan antara para aktivis hak perempuan dan polisi menjadi kian lazim di Mexico City karena, bagi para aktivis, itu adalah satu-satunya cara agar bisa mendapat perhatian dari pemerintah. (AP/Rebecca Blackwell)