Sempat Disetop, PLTP Sorik Marapi Boleh Beroperasi Lagi

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
01 March 2021 14:43
PLTP Sorik Marapi Ciptakan Potensi Penghematan 129 Milyar Rupiah Pertahun Untuk PLN. (Dok: PLN)
Foto: PLTP Sorik Marapi Ciptakan Potensi Penghematan 129 Milyar Rupiah Pertahun Untuk PLN. (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali mengizinkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi di Mandailing Natal, Sumatera Utara kembali beroperasi, setelah sebulan lebih sejak 25 Januari 2021 pembangkit dihentikan sementara karena adanya kebocoran gas.

Pengoperasian kembali kegiatan di proyek pembangkit listrik panas bumi ini juga disetujui Bupati Mandailing Natal dalam pembahasan rapat Bersama Forkopimda Plus, Camat Puncak Sorik Marapi, serta Kepala Desa di area WKP.

Adapun unit yang diizinkan untuk beroperasi sementara ini adalah PLTP Sorik Marapi Unit 1 (45 MW) dengan kegiatan operasional dua unit rig pengeboran panas bumi.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris mengatakan bahwa rekomendasi-rekomendasi teknis yang sudah disampaikan Kementerian ESDM harus ditindak lanjuti pengembang, yakni PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).

Namun demikian, menurutnya rekomendasi non teknis juga harus menjadi perhatian besar karena tidak cukup hanya teknis saja yang diperhatikan, sementara untuk yang non teknis, jika tidak dibenahi tentunya akan berakibat fatal.

"Saya rasa persiapan sudah dilaksanakan secara matang dan kami berharap agar kejadian yang kemarin itu sudah dievaluasi secara menyeluruh dan jangan menyisakan satu hal yang diabaikan dan semua itu harus diikuti, termasuk dari hasil rekomendasi investigasi yang ESDM lakukan khususnya," tuturnya pada kunjungan lapangan ke Sorik Marapi, menghadiri kegiatan sosialisasi dan menyaksikan pengoperasian sumur unit I, seperti tercantum dalam keterangan resmi kementerian akhir pekan lalu, dikutip Senin (01/03/2021).

Dia mengatakan, ada 12 rekomendasi dari pemerintah di mana delapan rekomendasi sudah dilaksanakan dan tinggal empat yang harus segera dilakukan.

"Selanjutnya, harus kita evaluasi perkembangannya untuk aksi berikutnya," imbuhnya.

Dia mengatakan, pemerintah berharap kejadian di Sorik Marapi menjadi pembelajaran besar dan dijadikan sebagai momentum untuk menyempurnakan banyak sistem, seperti sistem manajemen, sistem operasional, sistem keamanan yang harus dilaksanakan secara ketat.

Tak hanya itu, sektor panas bumi itu operasionalnya di lingkungan masyarakat dan proyek jangka panjang, sehingga harus ada sinergi antara perusahaan dan masyarakat agar terjalin hubungan saling membutuhkan dan memberikan manfaat.

"Saya harap teman-teman SMGP tak hanya fokus pada urusan teknis, juga bangunlah komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar, sehingga hasil yang kita harapkan yaitu zero accident dan maximum benefit bisa kita dapatkan," tuturnya.

Direktur Teknik SMGP Riza Glorius Pasikki mengatakan pihaknya berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh dan memastikan kegiatan operasional memenuhi seluruh prosedur keselamatan panas bumi.

"Kami berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh memastikan kegiatan operasional tersebut telah memenuhi seluruh ketentuan dan prosedur keselamatan panas bumi," katanya.

Hadir pula pada kunjungan lapangan ini yaitu Tim Investigasi Kecelakaan Kerja dari Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM RI, I Ketut Sujata. Sujata menyampaikan bahwa kondisi di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) sudah aman.

Dengan pemasangan alat deteksi H2S sebanyak enam unit, memberikan tambahan pengaman bagi masyarakat sekitar. Sebagai tindak lanjut adalah edukasi bagi masyarakat sekitar WKP terkait H2S, bagaimana membedakan gas beracun, H2S dengan belerang, bagaimana pertolongan pertama bagi korban jika terjadi paparan dan terutama manfaat yang bisa dihasilkan dari sinergi aktifitas panas bumi untuk usaha pertanian sampai usaha pariwisata di sekitarnya.

"Kejadian yang sudah terjadi akan menjadi knowledge management dan kita di industri panas bumi antara satu sama lain sudah seperti keluarga dan saling sharing untuk sama-sama belajar dari permasalahan yang ada dan itu sudah dilakukan oleh pihak pemerintah, dalam hal ini EBTKE," tuturnya.

"Saya sendiri sebagai praktisi sangat merasakan knowledge management itu memang menjadi penting agar kegiatan ke depan lebih baik, penuh antisipasi dengan mitigasi yang baik kemudian analisa-analisa terhadap resiko di mapping dengan baik," imbuh Sujata.

Sebelumnya, pemerintah menghentikan sementara semua kegiatan PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) menyusul munculnya gas H2S di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi di Mandailing Natal, Sumatera Utara, Senin (25/01/2021).

Akibat kejadian ini sebanyak lima orang meninggal dan 46 orang menjalani perawatan di rumah sakit, lalu sebanyak tiga orang rawat jalan, dan satu orang penanganan medis.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan investigasi terkait penyebab kebocoran ini sudah dilaksanakan.

Dia menyebutkan, ada enam hal yang menjadi penyebab kejadian ini, antara lain:

1. Perencanaan kegiatan yang tidak matang.
2. Pelanggaran terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
3. Peralatan dan instalasi penunjang yang belum siap atau belum lengkap.
4. Lemahnya koordinasi antartim pelaksana kegiatan.
5. Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat yang tidak memadai.
6. Kompetensi personil pelaksana kegiatan yang tidak memadai.

"Hasil investigasi menunjukkan telah terjadi mal operasional oleh PT SMGP di lapangan panas bumi Sorik Marapi," jelas Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu (03/02/2021).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Geothermal di Indonesia Menjanjikan Nggak Ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular