Setahun Covid-19 Menggerayangi RI, Kapan Kita Bebas Pandemi?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 March 2021 15:23
Kesiapan Puskemas dalam Penerimaan Vaksin
Foto: Suasana Puskesmas Pesanggrahan di Jakarta, Kamis (7/1/2021). Jelang kedatangan Vaksin yang diperuntukan masyarakat disaat pandemi Covid19, sejumlah puskesmas seperti di pesanggrahan masih melakukan aktifitas normal seperti biasa, menerima kedatangan pasien, melakukan test swab. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak terasa genap satu tahun Covid-19 mewabah di Indonesia. Namun Indonesia belum lepas dari jerat pandemi terbesar dalam satu abad terakhir. 

Pencapaian Indonesia dalam hal pandemi juga tak tanggung-tanggung. Indonesia masuk ke dalam 20 besar 'klasemen' negara-negara dengan total kasus kumulatif Covid-19 terbanyak di dunia. Tentunya bukan termasuk prestasi yang membanggakan.

Total kasus kumulatif tembus 1,3 juta orang dalam satu tahun. Sebanyak 1,1 juta orang dinyatakan sembuh. Lebih dari 36 ribu penderita Covid-19 meninggal dunia. Kasus aktif yang tersisa mencapai 155 ribu.

Di saat awal-awal Covid-19 merebak butuh satu bulan untuk kasus kumulatif mencapai angka 1.000 orang. Satu bulan berselang kasus tembus angka 10.000. Tiga bulan setelahnya kasus tembus angka 100 ribu.

Hanya butuh waktu satu semester untuk membuat total kasus menjadi 10 kali lipat lebih tinggi dari awal bulan Agustus tahun lalu. Tentu saja ini menjadi alarm bahaya yang nyata. 

Belakangan ini kasus sudah mulai melandai. Namun dibalik kasus yang turun ke bawah 10 ribu per hari, jumlah tes yang dilakukan pun ikut menurun. Di awal tahun, jumlah tes sempat digeber sampai 50 ribu orang per hari. Namun tren terus menurun. 

Jumlah tes yang dilakukan per pertengahan Februari turun menjadi 25 ribu orang saja per hari. Angka kasus positif masih di atas 25%. 

Meskipun banyak juga kasus sembuh, tetap saja kasus yang terus meningkat dan tak kunjung selesai akan memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia. Pemerintah sudah menggelontorkan stimulus lebih dari Rp 1.000 triliun tahun lalu. 

Bantuan fiskal mencapai lebih dari Rp 600 triliun. Sementara injeksi likuiditas yang disuntikkan oleh Bank Indonesia (BI) mencapai lebih dari Rp 700 triliun. Namun output perekonomian Indonesia tetap drop 2%. Terdalam sejak krisis moneter tahun 1998. 

Halaman Selanjutnya --> Vaksinasi Masih Lambat

Seperti di negara lain, vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan di Indonesia sejak pertengahan Januari. Pemerintah menargetkan vaksinasi Covid-19 di Tanah Air rampung akhir tahun ini. Sebelumnya durasi vaksinasi Covid-19 ditargetkan selesai dalam 15 bulan atau pada Maret 2022.

Sebanyak 181,5 juta orang di Indonesia yang setara dengan 67% total penduduk akan menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Apabila satu orang membutuhkan dua dosis vaksin atau dua kali suntik maka total vaksin yang dibutuhkan mencapai hampir 427 juta dosis dengan asumsi tingkat pemborosan mencapai 15%. 

Untuk mengejar target tersebut maka dalam satu hari setidaknya vaksin yang disuntikkan ke masyarakat mencapai 1 juta dosis per hari. Namun sayangnya sudah hampir satu bulan setengah vaksinasi Covid-19 berjalan rata-rata vaksin yang disuntikkan per hari masih di bawah 100 ribu dosis.

Jauh panggang dari api. Realitas di lapangan justru berkata vaksinasi Covid-19 baru berjalan kurang dari 10% target harian. Terlihat untuk mengejar angka 100 ribu dosis saja sulit apalagi 1 juta. Target yang tentu saja sangat ambisius.

Kalau vaksinasi Covid-19 per harinya berada di laju sekarang ini, maka di akhir tahun total vaksin yang disuntikkan baru 23,5 juta dosis. Cakupannya baru 12,75 juta orang yang mana baru 7% dari target orang yang divaksinasi oleh pemerintah.

Namun indikator ini tentu saja dinamis. Bisa naik juga bisa turun. Apabila menggunakan simulasi dengan berbagai skenario maka hasilnya tentu akan berbeda-beda. Semakin gencar pemerintah dalam melakukan vaksinasi maka semakin besar peluangnya untuk bisa mencapai target.

Apabila laju vaksinasi Covid-19 per hari mencapai 100 ribu dosis, maka di akhir tahun total vaksin yang disuntikkan baru 33,3 juta dosis. Cukup untuk 16,7 juta masyarakat Indonesia jika menggunakan patokan 1 orang dua kali suntik.

Ketika laju vaksinasi ditingkatkan menjadi 500 ribu dosis per hari, maka per 31 Desember 2021 total vaksin yang sudah disuntikkan mencapai 158,96 juta dosis yang setara untuk 79,5 juta orang. Angka ini kurang lebih 44% dari total populasi yang ditarget menerima vaksin.

Terakhir, jika menggunakan skenario 1 juta dosis per hari pun baru setara dengan 316 juta dosis di akhir tahun. Masih belum mencapai sasaran target. Padahal waktu terus bergulir. Kasus Covid-19 masih terus bertambah. Meskipun terlihat melandai sebenarnya jumlah tes yang dilakukan pun turun.

Harapan pemulihan ekonomi nasional ada di kecepatan vaksinasi. Ketika pemerintah bisa menggeber vaksinasi dengan laju optimal maka optimisme dan mobilitas masyarakat bisa terdongkrak. Ekonomi pun bisa pulih tetapi secara gradual.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular