Bertemu Delegasi Myanmar di Thailand, Ini Kata Menlu Retno

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
24 February 2021 20:19
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, 28 Desember 2020. (Tangkapan layar Setpres RI)
Foto: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, 28 Desember 2020. (Tangkapan layar Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi dikabarkan mengadakan pertemuan dengan delegasi Myanmar di Bangkok, Thailand pada Rabu (24/2/2021).

Dalam pertemuan itu, delegasi Myanmar yang dipimpin Menlu U Wunna Maung Lwin membahas beberapa persoalan terkait kudeta yang dilakukan pihak militer di negeri Seribu Pagoda itu. Selain itu pertemuan itu juga disaksikan oleh Menlu Thailand Don Pramudwinai.

Menlu Retno menekankan bahwa Indonesia akan tetap berpedoman pada kesejahteraan dan keinginan rakyat Myanmar dalam memandang situasi politik di negara itu.

"Keselamatan dan Kesejahteraan rakyat (Myanmar) menjadi prioritas nomor satu," ungkapnya.

Selain itu ia menambahkan bahwa Indonesia meminta pihak-pihak di Myanmar untuk menahan diri dan tidak melakukan aksi-aksi kekerasan serta mencoba membuka jalur dialog untuk menentukan masa depan negara itu.

Sebelumnya Menlu Retno membatalkan rencana kunjungannya ke ibukota Myanmar Naypyidaw. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan perjalanan itu dibatalkan karena sekarang "bukan waktu yang ideal".

"Setelah memperhatikan perkembangan saat ini dan mengikuti konsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, ini bukanlah waktu yang ideal untuk melakukan kunjungan ke Myanmar," pungkasnya.

Hal ini diprediksi menyusul demonstrasi yang dilakukan di depan KBRI Yangon. Demonstrasi itu merupakan buntut dari sebuah pemberitaan di media Reuters pada hari Senin (22/2/2021) yang menyebut bahwa Indonesia mendorong anggota ASEAN lainnya untuk menyetujui rencana junta militer Myanmar untuk mengadakan pemilihan ulang yang akan diawasi pengawas independen untuk memastikan mereka adil dan inklusif.

Massa anti-kudeta memprotes kebijakan itu dan menuntut Jakarta mendukung hasil pemilu November 2020 lalu yang memenangkan Partai Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) besutan Aung San Suu Kyi.

Namun Indonesia membantah mengenai dukungannya itu dan menekankan bahwa Indonesia tetap pada posisinya yang prihatin akan kejadian di Myanmar.

"Sudah ada informasi terkait demonstrasi tersebut. Tampaknya ada kesalahpahaman di sana atas berita di Reuters terkait rencana aksi dalam konteks ASEAN bagi satu solusi masalah Myanmar," tegasnya melalui pesan singkat yang diperoleh CNBC Indonesia.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buka-bukan Menlu Retno Marsudi yang Batal Sambangi Myanmar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular