Pengunjuk rasa anti kudeta berkumpul di luar Kedutaan Besar Indonesia di Yangon, Myanmar Selasa (23/2/2021). (AP Photo)
Mereka menuding RI mendukung junta militer. Ini terkait pemberitaan Reuters yang menyebut Indonesia tengah melobi ASEAN untuk menyetujui pemilu ulang di negeri Burma. (AP Photo)
Dalam laporan eksklusifnya, ada tiga sumber yang dikutip media tersebut. Namun, meski menyetujui pemilu ulang yang dibuat junta, RI meminta pemilu harus dipastikan terselenggara dengan adil dan inklusif.(AP Photo)
Dalam berita itu dituliskan bahwa dua pejabat senior Indonesia secara anonim mengatakan bahwa solusi yang dipimpin secara diplomatis harus fokus pada pencegahan pertumpahan darah. Ini akan membuat militer menghormati komitmennya untuk mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang.(AP Photo)
Sejumlah foto pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, terpampang dalam demonstrasi tersebut. Beberapa pendemo meneriakkan "Hormati Pilihan Kami". (AP Photo)
"Kami tidak butuh pemilu baru!" seruan para pedemo di depan kedubes. "Kami ingin pemerintah yang telah kami pilih KEMBALI. Hormati suara kami!" bunyi slogan lainnya. (AP Photo)
Laporan terkait posisi Indonesia itu memicu kecaman dari berbagai pihak terutama di media sosial. Sebagian besar netizen Myanmar mengecam gagasan Indonesia soal pemilu tersebut. (AP Photo)
Indonesia juga disebut meminta ASEAN untuk memfasilitasi dialog antara junta dan pengunjuk rasa. (AP Photo)
Meski begitu Kemlu RI membantah hal ini. Juru Bicara Kemlu menyebut ada kesalahpahaman. Sikap RI, kata dia, tetap sama yakni prihatin dengan apa yang terjadi di Myanmar. (AP Photo)
Menlu Retno Marsudi sempat membuka opsi melakukan kunjungan ke ibu kota Naypyidaw, Myanmar untuk mencari solusi di tingkat kawasan ASEAN. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan perkembangan situasi di Myanmar. Namun, situasi yang tidak dapat diprediksi tersebut mengurungkan niat Indonesia berkunjung ke sana. (AP Photo)