China disebut tengah membangun sebuah pangkalan militer 'besar-besaran' di Laut China Selatan (LCS). Pangkalan itu dibangun di Kepulauan Spratly, 250 kilometer Filipina. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/April 23, 2020. )
Dalam sebuah laporan perusahaan perangkat lunak geospasial, Simularity, gambar citra satelit menunjukkan ada infrastruktur seperti radar, antena, dan segala sesuatu yang berpotensi menjadi pangkalan militer di Mischief Reef. Ini adalah atol, terumbu karang berbentuk cincin, yang diakui Pengadilan Arbitrase Den Hag milik Filipina namun diduduki China sejak 1995. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/July 22, 2016)
Gambar-gambar menunjukkan ada konstruksi di tujuh area antara Mei 2020 dan Februari 2021.Satu gambar tertanggal 7 Mei 2020 dengan jelas menunjukkan sebidang ruang kosong, yang sekarang ditempati oleh struktur silinder selebar 16 meter. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/ January 8, 2016)
Belum ada komentar resmi dari pemerintah China maupun Filipina. Sebagaimana diketahui kedua negara, bersitegang di LCS karena klaim wilayah. Ini juga terjadi antara China dengan sejumlah negara ASEAN lain, seperti Malaysia, Brunei, dan Vietnam. China melalui 'sembilan garis putus-putus' telah mengklaim 90% wilayah LCS, yang membuatnya mendapat protes dari banyak negara. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/January 8, 2016)
Hubungan antara China dan Filipina terus bergejolak. Pada Januari 2021, China meloloskan Undang-undang (UU) Penjaga Pantai yang mengizinkan Angkatan Laut dan Penjaga Pantai untuk melakukan semua langkah yang dibutuhkan untuk mempertahankan kedaulatan di perairan yang disengketakan. Salah satu langkah merujuk pada wewenang melepas tembakan ke arah kapal asing yang dianggap melanggar kedaulatan China. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/January 8, 2016)
Sebelumnya, dalam laporan baru US Naval War College, China juga disebut membangun kota seluas 800 ribu mil persegi di Shansa, Kepulauan Paracel, LCS. Itu setara 1.700 kali New York AS. Pulau itu juga diklaim Vietnam dan Taiwan. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/Mischief Reef/January 8, 2016)
Banyak yang mengaitkan ini dengan kekayaan alam yang dimiliki LCS. Menurut berbagai sumber yang ada kekayaan alam LCS termasuk cadangan migas yang besar, ikan hingga logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) yang aplikasinya banyak untuk industri hilir berteknologi tinggi. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital GlobeMischief Reef/July 22, 2016.)
Selain kaya akan sumber daya alamnya, LCS juga berada di jalur perdagangan strategis yang dilalui oleh kapal tanker pengangkut minyak. Menurut CFR, 50% dari total kapal tanker pengangkut minyak global melewati LCS. (dok. CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/Mischief Reef/September 8, 2015.)