Survei: Masih Banyak Orang Indonesia Tak Takut Covid-19

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
21 February 2021 16:02
Ilustrasi Pulang Kerja (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Pulang Kerja (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil survei nasional yang dirilis lembaga Indikator mencatat bahwa banyak masyarakat Indonesia yang tidak takut terpapar Covid-19.

Berdasarkan temuan, hanya 10,8% orang yang selalu takut terpapar Covid-19. Berikutnya sebanyak 33,7% sering takut terpapar, 33,7% kadang-kadang takut dan 14,9% jarang merasa takut. Sebanyak 6,5% responden bahkan tidak pernah takut terhadap covid-19. Selanjutnya sisa 0,5% mengaku tidak tahu.

"Orang yang merasa takut Covid-19 nggak sampai 50%, ini masalah berikutnya. Ada temuan, semakin takut orang terpapar, semakin tinggi intensi untuk divaksinasi," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi dalam Rilis Survei Nasional secara virtual di Jakarta, Minggu (21/2/2021).

Survei ini dilakukan dalam kurun 1-3 Februari 2021, dengan menggunakan kontak telepon kepada responden. Cara ini memang yang paling mungkin dilakukan di masa pandemi.

Sampel sebanyak 1200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020 sebelumnya.

Selanjutnya dalam temuan survei lainnya, sangat banyak warga yang kemudian tidak lantas bersedia di vaksin (41%), terutama karena alasan efek samping vaksin yang belum dipastikan (54,2%). Kemudian efektivitas vaksin (27%), merasa sehat atau tidak membutuhkan (23.8%), dan jika harus membayar (17.3%).

Pada kelompok yang bersedia di vaksin (54.9%), mayoritas tidak bersedia jika harus membayar (70%), sekitar 23.7% bersedia di vaksin meski harus membayar. Secara total sekitar 38.4% tidak bersedia diberi vaksin jika harus membayar/membeli, dan hanya sekitar 13% yang bersedia diberi vaksin meski harus membayar/membeli.

Kesimpulan dari survei ini antara lain Mayoritas warga aware dengan virus corona, dan mayoritas warga pula menilai wabah ini merupakan ancaman bagi kesehatan dan perekonomian, baik secara nasional maupun pribadi warga.

Kemudian, semakin semakin tidak merasa takut tertular virus, semakin tidak percaya efektivitas vaksin, dan semakin religius, kesediaannya untuk divaksin cenderung semakin rendah


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular