Orang Bisa KPR DP 0%, Pengembang Beri Sinyal Begini!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
19 February 2021 12:40
Suasana proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Harga hunian rumah masih menunjukkan kenaikan pada kuartal IV-2020 namun laju kenaikan melambat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Harga hunian rumah hunian masih menunjukkan kenaikan pada kuartal IV-2020 namun laju kenaikan melambat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan suku bunga dan pelonggaran kredit kepemilikan rumah hingga 0% disambut positif developer atau pengembang rumah. Namun, pengembang tetap harus putar otak untuk menjaring pasar baru guna bertahan di masa pandemi.

Managing Director Sinar Mas Land Alim Gunadi mengatakan, tingkat suku bunga yang kita alami ini terendah selama satu dekade terakhir. Ini menunjukkan keinginan pemerintah atau Bank Indonesia membantu stimulus ke sektor properti.

"BI Rate turun sampai 3,5 %, dari pihak perbankan juga sudah banyak tingkat suku bunga KPR dengan rata-rata di Q4 mencapai 8,5% walaupun ada beberapa bank yang masuk double digit. Kami sebagai developer menangkap sinyal positif dan mengapresiasi stimulus ini," katanya kepada CNBC Indonesia, dalam program Squawk Box, Jumat, (19/2/2021).

Alim menjelaskan selama pandemi Covid - 19 di Q2 2020 bisnis properti mulai mengalami penurunan permintaan, walaupun ada sedikit rebound di bulan Juni 2020. Naiknya permintaan berasal dari rumah kisaran Rp 600 juta - Rp 1,5 miliar.

Ia melihat kondisi di 2021 masih sama seperti di 2020. Ditunjukkan dari tren properti yang melandai di Q1 tahun ini. Tapi bukan tanpa potensi, pasar milenial dan kepemilikan rumah pertama saat ini disasar Sinarmas melihat jumlahnya yang sangat besar.

Alim mengatakan yang akan ditonjolkan produk untuk milenial yang terjangkau juga desain yang menarik saat ini. Ini yang akan menjadi pemanis kepada pembeli rumah pertama ditambah relaksasi pembayaran rumah dari pemerintah.

"Dari sensus sekitar 88 juta milenial mereka first home buyer itu kita coba garap lebih serius di market itu," katanya. Serta pengembangan strategi pemasaran berbasis internet seperti launching rumah virtual dan sosial media dan website.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan penurunan suku bunga acuan ini idealnya membuat biaya berusaha di Indonesia semakin murah. Namun, efektivitas-nya dipertanyakan apakah bisa mendorong iklim usaha atau tidak di kondisi saat ini.

"iklim berusaha bisa semakin murah, tapi apa bisa dorong gairah iklim berusaha? Karena tidak serta-merta perbankan juga akan menurunkan tingkat suku bunga dasar-nya," katanya.

Nailul menjelaskan dari sisi perbankan turunnya tingkat acuan suku bunga dari Bank Indonesia tidak bisa diikuti langsung oleh perbankan. Karena setiap bank memiliki posisi internal yang berbeda jadi tidak bisa memukul rata tingkat suku dasar perbankan bisa turun.

"Tentu ada lag-nya tidak bisa serta-merta langsung turun. Masing-masing perbankan punya posisi internal yang berbeda, kita tidak bisa memukul rata," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsumen RI Makin Pede Belanja, Hingga Harga Nikel Melambung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular