Jadikah Tesla Bangun Pabrik di RI? Ini Kata Anak Buah Luhut

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 February 2021 16:02
A truck loaded with Tesla cars departs the Tesla plant Tuesday, May 12, 2020, in Fremont, Calif. Tesla CEO Elon Musk has emerged as a champion of defying stay-home orders intended to stop the coronavirus from spreading, picking up support as well as critics on social media. Among supporters was President Donald Trump, who on Tuesday tweeted that Tesla's San Francisco Bay Area factory should be allowed to open despite health department orders to stay closed except for basic operations. (AP Photo/Ben Margot)
Foto: Pabrik Tesla (AP/Ben Margot)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc., dikabarkan akan mulai membangun pabrik mobil listrik di Selatan India, Karnataka.

Hal tersebut berdasarkan dokumen yang diterima Reuters, Sabtu (13/02/2021) lalu.

"Perusahaan AS Tesla akan membuka pabrik mobil listrik di Karnataka," tulis dokumen pemerintah India, dikutip Reuters, Minggu (14/02/2021).

Lantas, apakah ini artinya upaya pemerintah RI untuk menarik Tesla berinvestasi di negara ini gagal?

Pemerintah pun akhirnya buka suara tentang kabar ini. Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, akhirnya berkomentar meski enggan menjabarkan lebih lanjut.

Pada dua pekan lalu dia pun sempat menyebutkan pihaknya akan berdiskusi kembali dengan Tesla.

"Maaf, saya ada non-disclosure agreement (perjanjian tidak boleh diungkapkan ke publik). Tidak bisa disclose (ungkapkan) apa-apa," ungkapnya kepada CNBC Indonesia saat dikonfirmasi mengenai kelanjutan negosiasi dengan Tesla, Rabu (17/02/2021).

Sebelumnya, Seto mengungkapkan pihaknya telah menerima proposal rencana investasi Tesla di Indonesia pada Kamis (04/02/2021).

Menurutnya, proposal rencana investasi yang ditawarkan Tesla berbeda dengan calon mitra yang lain, yakni perusahaan asal China, CATL, dan perusahaan asal Korea Selatan, LG.

Dia menyebut, perbedaan ini karena teknologi dasar yang digunakan Tesla berbeda dengan kedua perusahaan lainnya itu.

"Kalau saya lihat, memang proposal yang mereka berikan agak beda dengan CATL dan LG Chem karena sepintas memang base techno mereka agak beda. Ini dari kami excited kerja sama dengan Tesla," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (05/02/2021).

Dia mengatakan, Tesla kemungkinan akan berinvestasi di bidang energy storage system (ESS). ESS ini seperti 'power bank' dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga puluhan mega watt, bahkan hingga 100 MW untuk stabilisator atau untuk pengganti sebagai pembangkit peaker (penopang beban puncak).

Menurutnya, ketika malam hari di saat konsumsi listrik masyarakat tinggi, ini bisa memanfaatkan ESS ini.

Selain itu, lanjutnya, Tesla menyampaikan bahwa negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang berpotensi mengombinasikan energi baru terbarukan dengan teknologi ESS ini.

"Mereka sampaikan pada kita bahwa mereka dari sisi permintaan dengan negara lain sudah sangat tinggi, tapi suplai ESS tidak banyak. Mau kerja sama dengan Indonesia dengan negara kepulauan potensi EBT mereka bisa kombinasikan teknologi ESS di Indonesia," jelasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Tesla Diundang ke Jakarta Biar RI Gak Kalah dari Thailand

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular