Ribuan pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di hari kesembilan aksi antikudeta pada Minggu (14/2/2021). Demonstrasi kembali memanas setelah pemerintah membentuk UU penangguhan penangkapan di Myanmar. (AP/Eugene Hoshiko)
Seperti dilansir AP, Minggu (14/2/2021) demonstrasi kembali memanas setelah malamnya para penduduk membentuk patroli dan tentara membatalkan undang-undang yang melindungi kebebasan. (AP/Eugene Hoshiko)
Mahasiswa teknik berbaris melalui pusat kota Yangon, dimana mereka mengenakan pakaian putih dan membawa spanduk menuntut pembebasan mantan pemimpin Aung San Suu Kyi, yang telah ditahan sejak 1 Februari. (AP/Eugene Hoshiko)
Pendemo berjalan kaki melakukan konvoi di ibukota Naypyidaw, Pengunjuk rasa memegang spanduk wajah Aung San Suu Kyi. (AP/Eugene Hoshiko)
Suu Kyi dituduh melakukan impor walkie talkie. Pengacaranya, Khin Maung Zaw, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar tentang kudeta yang terjadi. (AP/Eugene Hoshiko)
Lebih dari 384 orang telah ditahan sejak kudeta, kata kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). Banyak pengunjuk rasa di Yangon membawa spanduk menyerukan kepada pihak berwenang untuk "menghentikan penculikan orang di malam hari". (AP/Eugene Hoshiko)