Duh, Peneliti Ungkap Gejala Aneh Terbaru dari Penderita Covid

News - Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
13 February 2021 12:20
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel darah dengan metode swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Untuk memutus rantai penularan Covid-19, Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) membuka laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+. 

Laboraturium GSI Lab dirancang untuk memberikan pelayanan tes PCR yang tidak hanya bersekala masif, namun jugamemberikan hasil tes yabg cepat sehinggal hasil tes dapat diakses pada hari yang sama atau setidaknya H+1 (setelah tes).  

Untuk pasien drive thru sehari bisa 500 orang sedangkan SCR 5000 sempel perharinya.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Ilustrasi Swab Test Covid-19 (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Daftar gejala misterius terkait virus Corona terus bertambah. Baru-baru ini sebuah efek samping tak terduga terjadi pada seorang wanita berusia 86 tahun di Italia.

Wanita itu mengalami gejala gangren, yakni kondisi jaringan tubuh yang mati akibat infeksi bakteri yang berat. Tampak jari-jari wanita itu menjadi hitam karena karena Covid-19Covid-19 menyebabkan pembekuan parah dan memutus suplai darah ke ekstremitasnya.

Lantaran hal itu, dokter pun terpaksa mengamputasi tiga jarinya setelah mendiagnosis wanita tersebut pada April 2020.

Dalam laporan baru yang diterbitkan dalam European Journal of Vascular & Endovascular Surgery dilansir dari NYPost, Sabtu (13/2/2021) menyebut bahwa kejadian ini sebagai studi kasus manifestasi terparah dari penyakit tersebut.

Dokter sudah menyadari bahwa virus corona dapat merusak sistem pembuluh darah, meskipun mereka belum yakin. Saat ini, banyak komunitas medis percaya bahwa efek sampingnya mungkin terkait dengan reaksi berlebihan kekebalan yang semakin meningkat terhadap Covid-19Covid-19, yang disebut "badai sitokin", yang mendorong tubuh untuk menyerang sel yang sakit dan jaringan sehat.

Komunitas medis terus menemukan kondisi baru yang tidak terduga dari wabah Covid-19 atau ketika AS mendekati 27 juta kasus minggu ini sejak wabah Maret 2020, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara itu, adapula gejala terkait dengan influenza, seperti demam, nyeri tubuh, kesulitan bernapas dan hidung tersumbat termasuk mual dan muntah, diare. Serta ketidakmampuan untuk merasakan dan mencium, menurut Pusat atau Penyakit. Pengendalian dan Pencegahan.

Bahkan setahun setelah pandemi, para ilmuwan masih menunjukkan gejala yang tidak terduga. Pekan lalu, peneliti King's College London Tim Spector, seorang profesor epidemiologi genetik, mengungkapkan bahwa satu dari lima pasien Covid-19 melaporkan penyakit yang kurang umum, seperti ruam kulit, sariawan, dan lidah yang membengkak, yang tidak termasuk dalam daftar gejala CDC.

Spekulasi Spector datang melalui data yang dikumpulkan oleh ZOE COVID Symptom Study di Inggris, yang mendorong warga Inggris untuk melaporkan sendiri apa yang mereka alami selama terpapar Covid-19.

Spector mengatakan kepada USA Today minggu lalu bahwa lidah penderita Covid-19 membengkak tanpa bisa dijelaskan. Ini adalah salah satu gejala paling langka yang dia amati.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Waspada Covid-19, DKI Jakarta Mau Tarik Rem Darurat Lagi


(dru)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading