Persatuan pelajar Burma berkumpul di sebuah persimpangan jalan di Yangon, Myanmar, Selasa (9/2/2021). Mereka melanjutkan unjuk rasa guna memprotes kudeta Aung San Suu Kyi meski hal tersebut melanggar aturan baru penguasa militer, yang melarang warga dengan jumlah lebih dari lima orang berkumpul. (AP Photo)
Protes pembebasan Suu Kyi sudah terjadi selama seminggu. Aksi ini menjadi demo terbesar sepanjang sejarah negara yang pernah dikuasai junta militer tersebut. Massa juga meneriakkan "kejahatan pergi" untuk meminta kudeta terhadap pemerintahan sipil diakhiri. (AP Photo)
Para pengunjuk rasa di Yangon mengangkat poster untuk mendukung pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi. Mereka menyuarakan penentangan terhadap penguasa militer. (AP Photo)
Kudeta militer Myanmar mengakhiri satu dekade transisi dari pemerintahan militer ke demokratis. Suu Kyi dan sejumlah petinggi partainya ditahan militer 1 Februari dengan dalih kecurangan pemilu. (AP Photo)
Kudeta militer Myanmar memicu kecaman global, hingga seruan agar demokrasi segera dipulihkan. Namun dalam pernyataan di televisi lokal pemimpin militer Myanmar menegaskan kudeta sesuai konstitusi. Ia meminta demo diakhiri dan masyarakat yang melanggar aturan akan ditindak. (AP Photo)
Pengunjuk rasa pro-demokrasi dari Myanmar mengacungkan salam tiga jari dalam perlawanan melawan kediktatoran militer. (AP Photo)