
Istana Ungkap 'Koentji' Ekonomi RI Lepas dari Resesi, Simak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Istana Kepresidenan angkat bicara perihal data terbaru perekonomian Indonesia. Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh negatif alias terkontraksi -2.07%. Demikian data Badan Pusat Statistik yang dirilis hari ini. Kala terakhir Indonesia mengalami kontraksi ekonomi terjadi pada 1998.
Staf Khusus Presiden Arif Budimanta tak menampik kontraksi ekonomi yang terjadi sepanjang tahun ini. Namun pertumbuhan konsumsi pemerintah masih memberikan harapan karena mampu tumbuh 1,94%.
"Jika kita dapat tetap menjaga disiplin protokol kesehatan dan mendorong tingkat konsumsi masyarakat pada tahun 2021 ini maka ekonomi dapat tumbuh positif dan sesuai yang direncanakan," kata Arif, Jumat (5/2/2021).
Ia menilai, prospek ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan lebih baik ketimbang tahun lalu, meskipun pandemi masih berlangsung. Ada beberapa faktor yang memengaruhi.
Mulai dari faktor penanganan kesehatan yang lebih siap, vaksin Covid-19 yang sudah mulai diberikan, dan kembali bergeraknya konsumsi rumah tangga. Menurut Arif, itu akan menjadi hal yang membedakan.
"Selain itu, pemerintah sepanjang tahun 2021 ini tetap menyediakan anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang jumlahnya cukup besar. Angkanya direncanakan sebesar Rp619,83 triliun atau sekitar 3,5% PDB nasional," ujar Arif.
"Itu artinya, pemerintah terus mendorong agar ekonomi kita pulih dalam waktu yang cepat baik dari sisi supply maupun demand," lanjutnya.
Selain itu, program padat karya diharapkan dapat membuka lapangan kerja yang ujung-ujungnya diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, di samping program perlindungan sosial.
"Sektor investasi juga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional, mengingat dalam waktu yang tidak terlalu lama aturan turunan dari UU Cipta Kerja akan segera disahkan sehingga hal ini diharapkan akan mendorong investasi secara signifikan dan menciptakan lapangan kerja baru," jelasnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stafsus Presiden: Transisi Energi RI Sudah On Track
