Obat Covid Ini Diklaim Bisa Tekan 70% Risiko Kematian Pasien

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 January 2021 20:47
This Monday, April 6, 2020, photo shows an arrangement of hydroxychloroquine pills in Las Vegas. President Donald Trump and his administration kept up their out-sized promotion Monday of an malaria drug not yet officially approved for fighting the new coronavirus, even though scientists say more testing is needed before it’s proven safe and effective against COVID-19. Trump trade adviser Peter Navarro championed hydroxychloroquine in television interviews a day after the president publicly put his faith in the medication to lessen the toll of the coronavirus pandemic. (AP Photo/John Locher)
Foto: hydroxychloroquine, obat malaria yang diklaim Trump bisa sembuhkan Covid-19 (AP/John Locher)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen obat Amerika Serikat (AS) Eli Lilly & Company mengumumkan kabar baik soal dua obat antibodi buatannya untuk pasien Covid-19 yang diklaim mampu mengurangi rawat inap dan kematian hingga 70% pada pasien berisiko tinggi, seperti diumumkan pada Selasa (26/1).

"Bamlanivimab dan etesevimab keduanya punya potensi untuk menjadi pengobatan penting yang secara signifikan mengurangi rawat inap dan kematian bagi pasien Covid-19 yang berisiko tinggi," kata Presiden Lilly Research Laboratories Daniel Skovronsky dikutip dari AFP, Selasa (26/1).

Hasil tersebut berdasarkan proses uji coba fase III yang melibatkan 1.035 orang, sehingga target pembuatan antibodi ini bisa mengurangi viral load pasien dan waktu  pemulihan pasien covid-19.

Pada uji coba tahap III, pasien ada yang diberi plasebo atau kombinasi bamlanivimab dan etesevimab masing-masing 2,8 gram. Hasilnya ada 11 kematian dari pasien yang menerima terapi, atau 2,1% saja. Sedangkan dari pasien yang diberikan plasebo, terdapat 36 kematian atau 7%.

Sehingga uji coba ini menunjukkan pengurangan risiko sebesar 70% dan hasilnya signifikan secara statistik.

Pihak Eli Lilly mengatakan akan terus mempelajari obat tersebut dalam percobaan lain untuk memeriksa apakah dosis yang lebih rendah akan menghasilkan dampak yang sama. Banyak ilmuwan menyambut baik potensi memerangi Covid-19.

Eli Lilly dan Regeneron telah menerima izin penggunaan darurat untuk obat mereka dari BPOM AS.

Sebelumnya pada Rabu awal Oktober 2020, Eli Lilly mengajukan permohonan persetujuan penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk obat antibodi Covid-19.

Hal ini dilakukan setelah hasil uji coba tahap awal menunjukkan bahwa obat produksinya bisa mengurangi gejala dan tingkat rawat inap pasien covid-19.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata RI Punya Obat Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular