Para pendemo bentrok dengan polisi selama protes terhadap pemenjaraan pemimpin oposisi Alexei Navalny di St. Petersburg, Rusia, Sabtu (23/1/2021). Polisi Rusia pada Sabtu menangkap ratusan pengunjuk rasa yang turun ke jalan dalam suhu serendah minus- 50 C (minus-58 F) untuk menuntut pembebasan Alexei Navalny, tokoh oposisi teratas negara itu. (AP Photo/Dmitri Lovetsky)
Navalny dinilai menjadi musuh paling menonjol bagi pemerintahan di Kremlin, menurut sebuah kelompok yang menghitung penahanan politik. Hal ini karena kritiknya terhadap pemerintahan Vladimir Putin. (AP Photo/Pavel Golovkin)
CNBC melaporkan, protes di sejumlah kota pada Sabtu (23/1) dilakukan dalam suhu serendah minus-50 C (minus-58 F). (AP Photo/Pavel Golovkin)
Aksi unjuk rasa ini seakan menjadi sinyal bagaimana seorang oposisi Navalny berhasil membangun pengaruh jauh melampaui pusat-pusat politik dan budaya Moskow dan St. Petersburg.(AP Photo/Pavel Golovkin)
Di Moskow, sekitar 15.000 demonstran berkumpul di dalam dan sekitar Lapangan Pushkin di pusat kota, di mana bentrokan dengan polisi pecah dan para demonstran secara kasar diseret oleh petugas anti huru hara berhelm ke bus polisi dan truk penahanan. Bahkan beberapa dipukul dengan tongkat. (AP Photo/Pavel Golovkin)
Polisi akhirnya mendorong demonstran keluar dari alun-alun. Ribuan orang kemudian berkumpul kembali di sepanjang bulevar yang lebar sekitar satu kilometer (setengah mil) jauhnya, banyak dari mereka melemparkan bola salju ke polisi sebelum bubar. (AP Photo/Pavel Golovkin)
Secara keseluruhan, OVD-Info mencatat ada 3.068 orang telah ditangkap di sekitar 90 kota, jumlahnya direvisi dari laporan sebelumnya 3.445. Kelompok tersebut tidak memberikan penjelasan untuk revisinya. Polisi Rusia tidak memberikan angka demonstran yang ditangkap. Namun penangkapan ini tidak terpengaruh, para pendukung Navalny menyerukan protes lagi akhir pekan depan.(AP Photo/Alexander Zemlianichenko)