
DEN Paparkan Tiga Jurus Tekan Impor LPG RI, Ini Rinciannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor liquefied petroleum gas (LPG) masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia yang harus segera dirampungkan. Bahkan pada tahun lalu impor LPG naik 9,5% menjadi 6,25 juta metrik ton (MT) dari 5,71 juta MT pada 2019.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menjelaskan ada tiga langkah yang ditempuh untuk menekan impor LPG. Di antaranya program jaringan gas (Jargas), kompor listrik, dan gasifikasi. Program gasifikasi adalah merubah batu bara kalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME) untuk substitusi LPG.
Program pembangunan Jargas akan dilanjutkan ke seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sumber-sumber gas dan yang dialiri oleh pipa gas. Menurutnya sekarang sudah ada 600 ribu sambungan rumah (SR) yang dipasang Jargas.
"Kita pasang Jargas gantikan LPG dan kita punya program 1 juta sambungan rumah tangga mulai tahun 2021 dan seterusnya. Sampai 2030 10 juta sambungan rumah," ungkapnya dalam WEBINAR: INDONESIAN REFINERY OUTLOOK, Kamis, (21/01/2021).
Menurutnya melalui program Jargas ini bisa mengurangi impor LPG 1,1 juta ton setara LPG di tahun 2030. Lalu pada tahun 2040 bisa mengurangi impor sebesar 2,2 juta ton LPG.
Selain Jargas, imbuhnya, pemerintah juga memiliki program kompor listrik. Djoko menyebut mulai tahun ini sampai dengan 2025 pemakaian kompor listrik bisa mengurangi impor LPG sebanyak 1 juta ton.
"Tahun 2030 sebesar 2,1 juta ton, dan tahun 2040 sebanyak 4,2 juta ton dengan menggunakan kompor listrik ini," paparnya.
Langkah ketiga pemerintah untuk menekan impor LPG adalah dengan DME. PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Air Products akan bekerjasama membangun pabrik yang akan memproduksi DME. Di mana pada tahun 2024 mulai produksi sebesar 1,4 juta ton bisa gantikan LPG.
"Pada tahap awal adalah sebanyak 20% LPG akan dicampur LPG murni tidak perlu ganti infrastruktur baik kompor maupun tabung. Kita tahap penelitian mencoba LPG 20% DME dan 100% DME skala lab," paparnya.
Selain tiga langkah tersebut, Indonesia juga masih memiliki potensi LPG sebesar 500 ribu ton per tahun mulai tahun 2022. Produksi juga dipertahankan dari kilang dalam negeri 1,8 juta ton.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kecanduan Impor LPG, RI Genjot Kompor Listrik