(CNBC Indonesia/Andrean Kristianto),
CNBC Indonesia
21 January 2021 16:10
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengantarkan 15 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) untuk bekerja di salah satu proyek PT Waskita Karya, Kamis (21/1//2021). Di perusahaan pelat merah ini, mereka akan diberikan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang mereka kuasai. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Mensos menekankan, pembinaan PPKS sampai penempatan mereka ke dunia kerja, tidak hanya dilakukan di balai milik Kemensos di Bekasi atau Jakarta, namun juga di balai-balai milik Kemensos seluruh Indonesia. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Mensos yakin dengan mendapat pekerjaan rutin di Waskita Karya, PPKS tersebut akan mendapatkan pemasukan maupun kehidupan yang lebih baik. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat, Risma mengatakan, sebelum dapat mandiri, sementara para PPKS tersebut akan tinggal di balai milik Kementerian Sosial. Ia memastikan, balai milik Kemensos di seluruh tanah air akan bekerja memberikan pelatihan kepada PPKS, tidak hanya balai di Bekasi atau Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Balai milik Kemensos seluruh Indonesia akan bermitra dengan Waskita Karya, membuka kesempatan PPKS hasil binaan Kemensos bekerja di proyek-proyek mereka di seluruh tanah air. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Risma berharap, mereka tidak tertarik ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Sebaiknya mereka mereka bekerja di domisili mereka masing-masing. “Sehingga, beban ibu kota lebih ringan,” kata Risma. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Salah satu PPKS, di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) “Pangudi Luhur” Bekasi yang akan bekerja di Waskita Karya, Pertinatus Aunsi (44), asal Manado, Sulawesi Utara mengungkapkan rasa syukur dan harapannya ke depan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sebelumnya ia mendapat berbagai macam pelatihan di Balai Pangudi Luhur Bekasi, seperti berbudidaya ikan lele, keterampilan membuat pupuk kompos, budidaya tanaman hidroponik sampai montir. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)