Cadangan Minyak Tinggal 9,5 Tahun Lagi, Ada Harapan Nambah?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
20 January 2021 14:30
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut cadangan minyak bumi diperkirakan hanya sampai 9,5 tahun ke depan, dengan asumsi tidak adanya penemuan cadangan baru.

Lalu, apa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan cadangan minyak? Masih adakah harapan untuk memperpanjang masa umur cadangan minyak tersebut?

Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan bahwa SKK Migas bersama produsen migas atau dikenal dengan istilah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sudah melakukan upaya peningkatan cadangan melalui aktivitas eksplorasi, mulai dari studi-studi, survei seismik 2D dan 3D, serta pengeboran eksplorasi.

"Upaya yang nyata ya kita tingkatkan melalui kegiatan-kegiatan eksplorasi," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/01/2021).

Namun sayangnya pihaknya belum bisa memastikan kegiatan eksplorasi tersebut bisa memperpanjang umur cadangan hingga berapa tahun. Menurutnya, penambahan umur cadangan minyak bumi melalui eksplorasi akan tergantung dari hasil kegiatan eksplorasi yang sedang berlangsung. Jika menemukan cadangan hidrokarbon yang ekonomis, imbuhnya, maka ini baru akan menambah umur cadangan.

"Tergantung dari ongoing exploration activities. Kalau banyak menemukan cadangan hidrokarbon yang ekonomis, ya pasti menambah umur cadangan," ungkapnya.

Sayangnya, Julius belum bisa memastikan berapa kira-kira umur cadangan akan bertambah.

"Belum (diketahui), tergantung aktivitas dan hasil temuan eksplorasi," imbuhnya saat ditanyakan berapa lama umur cadangan akan bertambah.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra Kardaya Warnika mengatakan, cadangan migas merupakan hal mendasar dalam membuat rencana serta program ke depan. Karena pentingnya angka ini, maka menurutnya perlu dibuat secara cermat.

"Saya melihat kita selalu - dalam membuat rencana program segala macam - sebagian besar tidak tercapai, kecuali nanti direvisi disesuaikan mendekati itu," ungkapnya dalam dalam Raker di Komisi VII, Selasa (19/01/2021).

Menurutnya, pokok permasalahan dari tidak tercapainya segala macam program adalah besaran cadangan. Dia menjelaskan bahwa cadangan gas bumi atau minyak dihitung dengan beberapa metode. Namun angka cadangan yang disampaikan Indonesia tidak sama dengan angka cadangan dari negara-negara lain.

"Indonesia sampaikan angka terbukti dicampur dengan tidak terbukti, yakni probable dan cadangan possible dikalikan faktor-faktor tertentu, sementara di negara lain yang namanya terbukti ya terbukti aja, nggak ditambah yang lain-lain," jelasnya.

Kondisi ini menurutnya membuat angka cadangan di Indonesia lebih besar dari angka cadangan dari yang dihitung pihak luar. Oleh karena itu, dia pun meminta kepada Menteri ESDM agar melihat cadangan sesuai dengan kaidah baru yang dilakukan oleh asosiasi-asosiasi internasional.

"Tolong hitung dengan metoda PRMS, ahli-ahlinya ada di kementerian dengan metoda Petroleum Resources Management System (PRMS). Dengan metoda ini dan semua negara lain pakai ini, maka cadangan itu tidak hanya memperhatikan berapa yang ada, tapi juga bisa nggak diambil. Kalau tidak bisa diambil itu tidak bisa dimasukkan ke angka cadangan," jelasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan 9 Tahun, SKK Migas Sebut Cadangan Minyak Bisa 15 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular