
4 Hari Beruntun Kasus Covid RI Pecah Rekor, Efek Delay Data?

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan lonjakan kasus belakangan ini juga disebabkan oleh terlambatnya verifikasi data yang masuk sehingga ada penumpukan data.
Sejak 13 Januari, kasus baru Covid-19 mencatatkan angka yang sangat tinggi, dari 11.278 kasus, kemudian 11.557 kasus, lalu 12.818 kasus, hingga puncaknya pada 16 Januari sebanyak 14.424 kasus.
"Penambahan jumlah kasus selama beberapa hari terakhir adalah alarm nyaring bagi kita semua. Ini menjadi tanda ada hal yang harus dibenahi ketika menghadapi pandemi ini," ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa (19/01/2021).
Terlambatnya data ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini, sehingga tidak ada penumpukan data. Kementerian Kesehatan juga tengah memilah data yang masuk 17 Januari, dan data yg terlambat masuk dari minggu sebelumnya.
"Kemenkes dan pemerintah daerah harus memperbaiki data Covid-19 sehingga mengurangi gap dan data pusat dan daerah. Saya minta ke depannya tidak ada delay data karena ini sangat krusial dalam pengambilan keputusan," katanya.
Jika data yang dimiliki tidak real time maka kebijakan yang diambil pun tidak tepat waktu sehingga tidak efektif.
"Terlepas dari penyebab kasus harian yang tinggi kita harus waspada dan pahami bahwa pandemi ini belum usai. Karena positivity rate yang terus meningkat yang rata-rata 25,98% pada bulan Januari ini," katanya.
Dia menegaskan Indonesia masih menghadapi ancaman Covid-19 yang semakin meningkat. Untuk itu penegakan protokol kesehatan yang dimulai dari sendiri masih paling efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang terdekat.
Wiku meminta masyarakat tidak lelah menerapkan protokol 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini