
Masih Impor Kedelai, RI Perlu Akternatif Bahan Tahu-Tempe
Jakarta, CNBC Indonesia- Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Unila, Bustanul Arifin menyebutkan bahwa kebutuhan kedelai RI yang mencapai 3,5 juta ton jauh berbanding dari produksi yang hanya 1 juta ton sehingga impor menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan kedelai.
Namun kondisi perdagangan kedelai global yang mengalami gangguan akibat kelangkaan kontainer di masa pandemi ini menyebabkan harga kedelai naik dan sulit untuk didapatkan meskipun pasokan tersedia. Sehingga dalam upaya memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri maka penting bagi pemerintah untuk mendorong pengembangan bahan alternatif bahan baku tahu tempe
Selengkapnya simak dialog Monica Chua dengan Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Unila, Bustanul Arifin dalam Profit,CNBCIndonesia (Jum'at, 15/01/2021)
-
1.
-
2.
-
3.