Corona Kembali Meledak, China Lockdown Dua Kota

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 January 2021 19:15
Mannequins wearing face masks are placed to provide social distancing in a theatre in Madrid, Spain, Wednesday, June 17, 2020. Spanish Prime Minister Pedro Sanchez has announced a state ceremony to be held on July 16 to honour more than 27,000 who have died from the coronavirus. The ceremony will be held four months after Spain imposed one of the strictest lockdowns in the world to respond to the virulent cluster that followed major outbreaks in China and northern Italy. (AP Photo/Manu Fernandez)
Foto: Bioskop di Spanyol Terapkan Physical Distancing (AP/Manu Fernandez)

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali dihantam gelombang pandemi virus corona (Covid-19). Akibatnya, China lockdown dua kota di selatan Beijing dengan memutuskan jaringan transportasi dan melarang jutaan penduduk pergi.

Dalam seminggu terakhir, provinsi Hebei di China utara telah melihat 127 kasus Covid-19 baru, ditambah 183 infeksi tanpa gejala tambahan.

Sebagian besar ditemukan di Shijiazhuang, kota berpenduduk beberapa juta di provinsi Hebei yang daerah sekitarnya membuat total populasi menjadi 11 juta. Sembilan kasus yang dikonfirmasi berada di kota tetangga Xingtai, yang wilayahnya mencakup 7 juta orang.

Penduduk kedua kota itu dilarang pergi kecuali benar-benar diperlukan, menurut otoritas Hebei pada pengumuman Jumat (8/1/2021).

Para pejabat berjanji untuk "secara ketat mengontrol pergerakan orang dan kendaraan", dengan semua perumahan ditempatkan di bawah "manajemen tertutup" - eufemisme untuk penguncian.

Penduduk Hebei juga dilarang memasuki Beijing atau meninggalkan provinsi kecuali benar-benar diperlukan.

"Wabah itu diimpor dari luar negeri, tetapi asal muasalnya saat ini sedang diselidiki secara mendalam oleh para ahli negara bagian, provinsi dan kota," kata Li Qi, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hebei dalam konferensi pers, dikutip dari AFP.


Pejabat China telah berulang kali mencoba mengaitkan wabah domestik yang berulang dengan jenis virus yang beredar di luar negeri, menunjukkan bahwa virus itu telah dibawa kembali ke China lewat para pelancong yang kembali dan kemasan makanan impor yang terkontaminasi.

Ada kekhawatiran yang meningkat bahwa rencana perjalanan bagi ratusan juta orang untuk Tahun Baru Imlek akan hancur karena kontrol virus semakin ketat.

Para pejabat mulai memberi isyarat liburan tahun baru yang sederhana, yang akan berlangsung dari 11 hingga 17 Februari, dengan mengurangi prospek jamuan makan, pesta, dan perayaan publik.

"Perayaan massal, pertemuan dan pameran dilarang," kata Kang Sen, dari otoritas pertanian dan pedesaan Beijing, menambahkan bahkan pemakaman harus dilakukan secara singkat dan semua acara publik perlu persetujuan sebelumnya.

China kini tercatat memiliki 87.331 kasus positif, dengan 4.634 kasus kematian, dan 82.176 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular