
Pandemi Tak Selalu Musibah, Malah Berkah Buat Penjualan LPG!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Covid-19) nyatanya tidak membuat semua sektor terpuruk. Ada satu lini bisnis yang justru tak kalah dihantam pandemi ini, yakni bisnis penjualan liquefied petroleum gas (LPG).
PT Pertamina (Persero) mencatatkan penjualan LPG sepanjang 2020 naik 2,6% menjadi 7,9 juta metrik ton (MT) dari 7,7 juta MT pada 2019.
Hal tersebut disampaikan oleh Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial and Trading Pertamina, Putut Andriatno.
"Realisasi LPG (total produk) tahun 2020 7,9 Juta MT. Realisasi LPG (total produk) tahun 2019 7,7 Juta MT," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (06/01/2021).
Dia menjelaskan, kenaikan penjualan LPG pada 2020 ini karena dampak dari kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat yang diterapkan pemerintah demi menekan penyebaran Covid-19. Masyarakat pun diimbau untuk bekerja dan belajar dari rumah, sehingga aktivitas memasak di rumah menjadi lebih tinggi yang berujung pada meningkatnya permintaan LPG di sektor pelanggan rumah tangga.
"Realisasi LPG tahun 2020 justru mengalami kenaikan sebesar 3% dibanding realisasi tahun 2019 mengingat adanya kebijakan 'stay at home' yang meningkatkan konsumsi LPG untuk memasak di rumah," jelasnya.
Lebih lanjut Putut menyampaikan, penjualan LPG pada 2021 ini diproyeksikan akan kembali meningkat ke posisi 8,2 juta MT atau naik sekitar 3,8% dari capaian tahun lalu.
"Rencana penyaluran LPG (total produk) tahun 2021 8,2 juta MT," tuturnya.
Sebelumnya, Pertamina sempat memproyeksikan penjualan LPG pada 2021 akan naik 5,9% menjadi sekitar 8,28 juta ton dari 7,82 juta ton pada 2020.
CEO Sub Holding Commercial & Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan proyeksi kenaikan tersebut karena dipicu peningkatan penjualan LPG bersubsidi (Public Service Obligation/ PSO) tabung 3 kg menjadi 7,5-7,8 juta ton pada 2021 dari 7 juta ton pada 2020.
Menurutnya, secara historis konsumsi LPG 3 Kg setiap tahun pertumbuhannya 2%-2,5% atau sekitar 200 ribu ton. Pada 2020 LPG tabung 3 kg ini diproyeksikan sekitar 7 juta MT, dengan kenaikan 200 ribu ton dari 2019 yang sebesar 6,86 juta ton. LPG subsidi sebanyak 75% menurutnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, 17% UMKM, dan sisanya untuk petani 8%.
"Hitungan kami, dengan situasi ini 7,5 juta ton ini batas bawah, di sekitar 7,5-7,8 juta ton pada 2021. Situasi seperti ini, adanya Covid-19, penjualan LPG non-PSO menurun karena banyak restoran dan mall aktivitas pindah ke rumah, sedangkan kebutuhan PSO naik tajam," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (31/08/2020).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Berencana Setop Impor BBM dan LPG di 2030