Jokowi: Tahun 2020 Penuh Kesulitan, Tahun 2021 Penuh Harapan

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 January 2021 12:15
Presiden RI Jokowi di Rapat Terbuka Dies Natalis KE-58 Universitas Brawijaya (Tangkap[an Layar Youtube)
Foto: Presiden RI Jokowi dalam Rapat Terbuka Dies Natalis KE-58 Universitas Brawijaya (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam Rapat Terbuka Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya yang disiarkan via kanal Youtube UBTV LIVESTREAM, Selasa (5/1/2021). Dalam sambutannya, Jokowi menyinggung perihal research and development hingga urgensi pendidikan tinggi.

"Tahun 2020 yang penuh kesulitan, penuh tantangan, telah kita lewati. Tahun 2020 memberikan banyak pelajaran kepada kita, menginspirasi kita dalam membuat terobosan dan inovasi, memaksa kita bekerja melampaui batasan dan membuktikan bahwa kita mampu dan kita bisa," katanya.

"Tahun 2021 adalah tahun yang penuh harapan. Kita semuanya berupaya keras agar permasalahan kesehatan bisa kita tangani dengan cepat dan vaksinasi akan segera dilakukan. Tapi kita semua harus tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin," lanjut Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, kehidupan perekonomian sudah mulai sedikit bangkit. Situasi itu akan terus membaik tahun ini ditandai dengan semakin banyaknya investasi di awal 2021 ini. Hal itu akan meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya serta membawa kemajuan perekonomian Indonesia di tengah persaingan global yang sangat ketat.

Namun demikian, lanjut Jokowi, semua peluang tersebut membutuhkan kesiapan kita di berbagai bidang, terutama dalam pengembangan talenta unggul Indonesia yang berkarakter kebangsaan yang kuat, yang selalu inovatif, yang kompetitif, dan mampu memenangkan hiperkompetisi dunia yang penuh dengan disrupsi dan ketidakpastian.



"Indonesia menunggu iptek produk unggul Universitas Brawijaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saya memperoleh laporan bahwa selama pandemi Covid-19, total paten yang diajukan oleh para inventor Universitas Brawijaya sebanyak 132 paten tertinggi di Indonesia dalam kategori universitas," ujar Jokowi.

"Namun saya berharap kita tidak berhenti pada jumlah paten dan harus dilanjutkan dengan jalinan kerja sama untuk memperkuat hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi itu melalui kolaborasi antara universitas dengan dunia industri untuk kemajuan bangsa," lanjutnya.

Jokowi meyakini pendidikan tinggi adalah organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan reformasi. Inovasi adalah kata kunci.

Oleh sebab itu, eks Wali Kota Solo itu mengingatkan, jangan lagi terjebak dengan rutinitas. Cara-cara baru, lanjut Jokowi, harus dikembangkan. Keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus terus ditumbuhkan. Kreasi-kreasi baru harus difasilitas dan dikembangkan.

"Oleh karena itu, pendidikan harus dilakukan dengan cara-cara baru. Mahasiswa harus difasilitasi agar bisa belajar kepada siapa saja, bisa belajar kepada siapa saja. Belajar kepada pelaku industri, bisa. Belajar kepada wirausahwan, silakan. Belajar kepada praktisi pemerintahan, baik dan belajar kepada para pelaku-pelaku lapangan lainnya," kata Jokowi.

"Kerja sama dengan para praktisi ini bukan hanya untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa, tetapi juga bisa bekerja sama untuk penelitian dan pengembangan teknologi. Untuk research and development di dunia industri dan sekaligus pengembangan ilmu-ilmu murni," lanjutnya.

Sebagai penutup, Jokowi mengingatkan pendidikan tinggi harus membangun karakter generasi muda dengan jiwa kebangsaan yang kokoh, yang memegang teguh Pancasila, menghargai kebinekaan dalam persaudaraan dan persatuan, berintegritas tinggi dan antikorupsi, serta penuh toleransi dan menghargai demokrasi.

"Saya yakin Universitas Brawijaya mampu memberikan kontribusi besar bagi Indonesia maju yang kita cita-citakan," ujar Jokowi.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo: Ada yang Mau Pisahkan Saya dan Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular