Tokyo Alert! Jepang Rencanakan Status Darurat

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 January 2021 10:55
Keberangkatan PM Jepang Yoshihide dan Ibu Mariko Suga menuju Jepang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang  pada Rabu, 21 Oktober 2020 (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)
Foto: Keberangkatan PM Jepang Yoshihide dan Ibu Mariko Suga menuju Jepang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada Rabu, 21 Oktober 2020 (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang mempertimbangkan rencana untuk menetapkan status darurat. Ini kemungkinan akan berlaku di ibu kota, Tokyo.

Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga mengatakan akan mempertimbangkan pengumuman tersebut karena kasus corona (Covid-19) terus meningkat dan membebani sistem medis negara itu. Sebelumnya, ia dikabarkan sempat menolak mengingat potensi kerusakan ekonomi.

"Bahkan selama tiga hari liburan Tahun Baru, kasus tidak turun di wilayah Tokyo yang lebih luas," kata Suga pada konferensi pers untuk menandai dimulainya tahun 2021 dikutip dari Reuters, Senin (4/1/2021).

"Kami merasa bahwa pesan yang lebih kuat diperlukan."

Sebagai tindakan sementara, restoran dan ruang karaoke di kawasan Tokyo diminta tutup pada pukul 20.00 atau lebih awal dari biasanya pukul 22.00. Sementara bisnis yang menyajikan alkohol harus tutup pukul 19.00.

Ia juga mengatakan akan mempersingkat jam kerja restoran untuk membantu membendung peningkatan infeksi di beberapa daerah. Termasuk Osaka dan Hokkaido.

Jika diumumkan, ini akan menjadi kedua kalinya bagian Jepang memasuki keadaan darurat terkait pandemi Covid-19. Sebelumnya, status serupa diberlakukan selama lebih dari sebulan saat musim semi tahun lalu, ketika sekolah dan bisnis yang tidak penting diminta untuk tutup.

Stasiun TV Jepang Fuji TV menyiarkan bahwa kasus baru virus corona di Negeri Sakura itu telah membebani beberapa fasilitas kesehatan. Jepang mengalami rekor di mana kasus menembus 4.520 sehari pada 31 Desember 2020 lalu.

Selama ini, Jepang mengandalkan penutupan sukarela dan pembatasan perjalanan daripada tindakan penguncian (lockdown) yang ketat seperti yang terlihat di tempat lain di dunia. Meskipun jumlah kasus di Jepang tidak seberapa jika dibandingkan dengan banyak bagian Eropa dan Amerika, Jepang masih memiliki tantangan untuk menyelenggarakan Olimpiade di Tokyo musim panas ini.

Seharusnya perhelatan olahraga terbesar sejagad itu diadakan pada tahun 2020. Namun pandemi Covid-19 memaksanya untuk mundur ke 2021.

Akhir Desember kemarin, Jepang melarang sementara warga asing non residen masuk ke negara itu. Ini terjadi pasca otoritas mendeteksi jenis virus corona yang sangat menular hingga 70%, B117, yang pertama kali ditemukan di Inggris.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Pulih, PDB Jepang Q4-2021 Tumbuh 5,4% (YOY)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular