Suasana dari pecahan salah satu Gunung es terbesar dunia A68a yang mengambang di dekat pulau Georgia Selatan di Atlantik Selatan, Rabu (23/12/2020). Gunung es tersebut pecah diduga karena bertabrakan dengan dasar laut dangkal di lepas pantai Georgia Selatan, Inggris. (Kopral Phil Dye / Kementerian Pertahanan via AP)
Gunung es A68a pertama kali lepas dari lapisan es Larsen C Antartika pada 2017 lalu. Setelah itu, bongkahan es seluas ribuan kilometer mengambang menuju utara. Pada April 2020 lalu, luasnya tercatat 5.100 kilometer. (Corporal Phil Dye/Ministry of Defence via AP)
Pada awalnya, rata ketebalan gubung es A68a sebesar 232 meter dengan permukaan paling tebal 285 meter. Setelah terbelah, rata-rata ketebalan turun 32 meter. Secara keseluruhan, terbelahnya gunung es membuat ukuran susut sekitar 64 persen. (Corporal Phil Dye/Ministry of Defence via AP)
Saat ini, A68a yang tersisa secara umum lebih tipis 32 meter meskipun ada beberapa tempat di mana ketebalannya telah berkurang lebih dari 50 meter. (Corporal Phil Dye/Ministry of Defence via AP)
Pecahnya gunung es ini berpotensi menghalangi rute makan laut bagi jutaan penguin dan anjing laut. Hal ini tentu sangat berpotensi menyebabkan kelaparan hewan massal (Corporal Phil Dye/Ministry of Defence via AP)
Penguin dan anjing laut yang hidup di Pulau Georgia Selatan dapat kesulitan berburu ikan di perairan sekitar Pulau Georgia Selatan.(Corporal Phil Dye/Ministry of Defence via AP)