Ketika negara-negara kaya berlomba untuk mendistribusikan vaksin Covid-19, Somalia tetap menjadi tempat 'langka' di mana sebagian besar penduduknya tidak menganggap serius virus corona. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)
"Tentu saja orang-orang kami tidak menggunakan bentuk tindakan perlindungan apa pun, baik masker maupun jarak sosial," kata Abdirizak Yusuf Hirabeh, manajer insiden Covid-19 pemerintah, dalam sebuah wawancara. Menurutnya di ibu kota Mogadishu saja, tidak ada yang membicarakan soal virus meski infeksi terus meningkat. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)
Masjid di negara Muslim itu tidak pernah menerapkan pembatasan ataupun jaga jarak. Reaksi berlebihan warga menjadi penyebab. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)
Di awal pandemi, pemerintah Somalia memang mencoba beberapa langkah untuk membatasi penyebaran virus, menutup semua sekolah dan menutup semua penerbangan domestik dan internasional. Ponsel berdering dengan pesan tentang virus. Namun jarak sosial telah lama menghilang di jalan-jalan, pasar, atau restoran negara. Pada hari Kamis, sekitar 30.000 orang berdesakan di stadion di Mogadishu untuk pertandingan sepak bola regional tanpa masker wajah atau tindakan anti-virus lainnya yang terlihat. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)
Hirabeh, yang bertanggung jawab atas virus coron Somalia, setuju bahwa "orang-orang memiliki sedikit kepercayaan pada vaksin". Ia mengatakan bahwa banyak orang Somalia membenci jarum suntik. Dia menyerukan kampanye kesadaran serius masyarakat. Hirabeh mengatakan Somalia mengharapkan melakukan vaksinasi pertama pada kuartal pertama 2021. Tetapi dia khawatir negara itu tidak memiliki cara untuk menangani vaksin seperti Pfizer yang perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)