Proyek Baterai Listrik Rp 142 T Terbesar di RI Dimulai 2021

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 December 2020 13:38
Bahlil: Ada Rp 708 T Potensi Investasi Belum Dieksekusi! (CNBC Indonesia TV)
Foto: Bahlil: Ada Rp 708 T Potensi Investasi Belum Dieksekusi! (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Investasi raksasa LG Consortium US$9,8 miliar (Rp 142 T) membuat Indonesia sebagai yang pertama di dunia yang punya industri baterai listrik dari pertambangan hingga baterai lithium mobil listrik.

Proyek ini merupakan investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri prekursor dan katoda 

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan tahap awal pembangunan proyek ini akan mulai  pada Semester I-2021.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pembangunan pabrik baterai listrik tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BKPM dengan perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd.

"Kemungkinan besar akan dilakukan ground breaking (peletakan batu pertama) pada Semester I-2021. Jadi, 2021 Semester I Insya Allah tahap I akan mulai dilakukan pembangunan pabrik," ujar Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/12/2020).

Bahlil mengatakan, pembangunan pabrik baterai listrik akan terintegrasi dari hulu hingga hilir. Pembangunan pabrik baterai akan dilakukan di dua kawasan yang berbeda yakni Maluku Utara untuk sektor hulu dan sektor hilir akan dibangun di Batang, Jawa Tengah.

"Lokasi pabrik tersebut dibagi jadi 2, untuk hulu membangun smelter dan tambang di Maluku Utara. Kemudian katoda, prekursor, dan sebagian baterai cell berdasarkan hasil survei, itu akan dilakukan di Batang (Jawa Tengah)," jelasnya.

Rencananya pada Januari 2021, akan ada penandatanganan heads of agreement (HoA) yang akan diteken dengan BUMN. Sehingga pada Februari sudah bisa dimulai untuk melakukan rencana aksi bisnisnya.

"MoU ini sebenarnya sudah dibahas bersama-sama dengan BUMN. Jadi poin-poinnya sudah dibahas. Setelah ini, Januari sudah penandatanganan kontrak HOA dengan BUMN, dan direncanakan Februari sudah action tahap pertama," jelas Bahli.

Untuk diketahui, Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang memiliki luas 4.300 hektare (ha). Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia, yang dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi.

Sementara itu, nilai investasi dalam kerja sama pembangunan industri baterasi listrik tersebut mencapai US$ 9,8 miliar, setara Rp142 triliun. Menurutnya, angka investasi tersebut merupakan capaian luar biasa karena berhasil diraih di tengah pandemi.

"Angka ini merupakan angka luar biasa, sebab dalam catatan BKPM belum pernah ada investasi pasca reformasi sebesar ini. Ini sebuah langkah yang menurut saya luar biasa karena di era pandemi hampir sedikit negara yang punya peluang seperti ini," jelasnya.

Selanjutnya, konsorsium LG Energy Solution akan bekerja sama dengan konsorsium BUMN. Konsorsium tersebut mencakup MIND ID, yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk, bersama dengan PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (PErsero) atau PLN.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsorsium LG Korea & Konsorsium BUMN Bangun Proyek Baterai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular