Stay Safe! RS Makin Penuh Gegara Corona

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 December 2020 09:58
Korea Selatan
Foto: Seorang karyawan dengan mengenakan masker menggunakan payung untuk berlindung dari salju di Istana Gyeongbok, salah satu landmark terkenal Korea Selatan, di Seoul, Korea Selatan. (AP / Lee Jin-man)

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim dingin yang tengah berlangsung di negara-negara empat musim membuat wabah Covid-19 semakin mengganas. Kasus harian infeksi Covid-19 terus mencetak rekor baru. Serangan gelombang kedua wabah membuat sistem kesehatan di berbagai negara kewalahan menangani pandemi. 

Data kompilasi John Hopkins University CSSE mencatat sudah ada 74,8 juta orang di muka bumi yang terjangkit Covid-19 secara kumulatif sampai hari ini. Angka kematian hampir tembus 1,66 juta orang. Kurang lebih ada 42,3 juta orang yang dilaporkan sembuh. Artinya masih ada 30,84 juta kasus aktif Covid-19 secara global.

Memang tidak semua orang yang mengidap Covid-19 akan dirawat di rumah sakit. Bagi mereka yang tidak menunjukkan gejala diminta untuk melakukan isolasi mandiri tentu dengan pemantauan. Bagi yang menunjukkan gejala apalagi sampai serius mereka akan mendapatkan perawatan yang intensif di rumah sakit.

Apabila tren pertambahan kasus harian terus meningkat dan kebanyakan adalah orang-orang dengan gejala sementara jumlah orang yang sembuh per harinya lebih rendah dari angka pertambahannya, hal ini tentu sangat mengkhawatirkan. 

Pasalnya sistem kesehatan akan menjadi sangat kewalahan hanya untuk menangani Covid-19 saja. Akan banyak sekali kasur rumah sakit yang dialokasikan untuk pasien rawat inap Covid-19. Padahal penyakit yang membutuhkan perawatan intensif tidak hanya Covid-19 saja. 

Studi yang dilakukan oleh Sen-Crowe dkk (2020) yang dimuat di Journal of Surgical Research, dari 183 negara di dunia yang dianalisis mayoritas negara tersebut memiliki  0-299 tempat tidur rumah sakit untuk 100.000 populasi.

Dalam penelitian tersebut ada 79 negara (43%) yang memiliki kurang 200 tempat tidur rumah sakit untuk 100.000 populasi, sedangkan 37 negara (20%) melaporkan memiliki 200-299 tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk.

Sebaliknya, hanya 13 negara (7,1%) melaporkan ‡ 700 tempat tidur rumah sakit untuk 100.000 penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk berkisar dari 100 di Mali sampai 1870 di Kepulauan Virgin. Negara-negara dengan warna abu-abu tidak memiliki data jumlah tempat tidur rumah sakit.

Sen-Crowe, et al (2020). A Closer Look Into Global Hospital Beds Capacity and Resource Shortages During the COVID-19 Pandemic. Journal of Surgical ResearchSumber : Sen-Crowe, et al (2020). A Closer Look Into Global Hospital Beds Capacity and Resource Shortages During the COVID-19 Pandemic. Journal of Surgical Research

Mengacu pada penelitian Sen-Crowe, negara-negara seperti Korea Selatan dan Rusia sebenarnya termasuk yang memiliki kasur rumah sakit terbanyak di dunia. Namun mirisnya karena ledakan kasus yang terjadi belakangan ini, dua negara tersebut kekurangan tempat tidur.

Tren kasus harian Covd-19 secara periode tujuh hari berjalan di Korea Selatan sudah menyentuh angka 800 kasus per hari. Awalnya Korea Selatan dipandang sebagai negara yang relatif berhasil 'menjinakkan' pandemi saat sedang ganas-ganasnya pertengahan Februari lalu. 

Namun tetap saja Korea Selatan tak mampu menghindari serangan gelombang lanjutan Covid-19 di negaranya. 

"Situasinya sangat serius dan akut, karena semua dari 17 kota metropolitan dan provinsi dan terutama di semua 25 distrik di Seoul melaporkan kasus baru," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pada pertemuan mengenai tanggapan Covid-19 akhir November lalu, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Kementerian kesehatan mengatakan ada cukup tempat tidur yang tersedia kala itu, tetapi bisa menghadapi kekurangan jika lonjakan saat ini berlanjut selama lebih dari dua minggu. Itu hampir 3 minggu yang lalu. Tren kasus di Korea Selatan sangatlah pesat.

Pemerintah Negeri Ginseng pun akhirnya memberlakukan kembali aturan social distancing yang ketat di ibu kota Seoul dan wilayah sekitarnya. Pemerintah membatasi beberapa aktivitas seperti makan di luar, layanan keagamaan, dan hiburan malam.

Langkah itu dilakukan hanya sebulan setelah pembatasan serupa dilonggarkan saat gelombang kedua infeksi mereda. Saat ini di Korea tercatat ada total 46.453 kasus Covid-19 secara kumulatif. Sebanyak 634 orang meninggal dan 33.610 orang dinyatakan sembuh. Kasus aktif saat ini sebanyak 12.209

Tak jauh berbeda kondisinya dengan Korea Selatan, Rusia juga mengalami peningkatan kasus yang signifkan. Rata-rata kasus harian dalam sepekan terakhir di Rusia mencapai 27.562. 

Dengan total 2,74 juta kasus secara kumulatif Rusia kini menduduki peringkat keempat dengan kasus infeksi Covid-19 kumulatif terbanyak secara global di bawah Amerika Serikat (AS), India dan Brasil.

Di Rusia, wilayah seperti Moscow dan Siberia terus mencatatkan pertambahan kasus baru yang membuat rumah sakit kewalahan. Akibat tingginya lonjakan kasus, ketersediaan kasur di rumah sakit untuk rawat inap menjadi menipis.

Akibatnya setiap orang yang dinyatakan positif Covid-19 dan harus dirawat sampai menunggu berjam-jam untuk dijemput ambulans atau hanya untuk masuk ke kamarnya karena ketersediaan kasur yang terus berkurang.

Sebagai negara dengan pasokan kasur rumah sakit yang tergolong banyak saja kewalahan menangani lonjakan kasus Covid-19. Lantas bagaimana dengan Indonesia yang memiliki populasi besar tapi sistem kesehatannya tidak memadai?

Apabila mengacu pada laporan OECD yang bertajuk Healthcare at a Glance 2019, untuk 260 juta lebih penduduk, Indonesia hanya memiliki 1 kasur per 1.000 orang atau 100 kasur per 100.000 populasi.

Ini dilaporkan pada 2017 dan angkanya tidak jauh berbeda dengan yang dilaporkan Sen-Crowe dkk (2020) di bawah 200 kasur per 100.000 populasi. Sementara itu untuk tenaga medis Indonesia hanya memiliki 30 dokter per 100.000 penduduk dan 120 perawat untuk ukuran populasi yang sama.

Melihat minimnya jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan, tentu saja kenaikan kasus terutama untuk kasus aktif sudah menjadi rambu-rambu bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia dan sekali lagi mengingatkan kepada kita semua bahwa Covid-19 adalah masalah serius, belum selesai dan malahan makin ganas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg) Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular