Hampir Capai Target WHO, Testing Covid-19 di RI Turun Lagi

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
16 December 2020 11:34
infografis/ Swab & Rapid Test di Pesawat Dihapus, Setuju?/Aristya Rahadian
Foto: infografis/ Swab & Rapid Test di Pesawat Dihapus, Setuju?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapasitas testing secara nasional atau pemeriksaan laboratorium Covid-19, sempat mencapai puncak pada minggu lalu yakni sebesar 96,35%.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito pencapaian itu adalah angka yang sangat tinggi. Namun demikian, pencapaian testing pada pekan ini harus menjadi bahan evaluasi.

Karena pekan ini, angka testing mengalami penurunan kembali menjadi 81,9%. Wiku menuturkan penurunan ini bisa disebabkan berbagai hal, salah satunya seperti penyelenggaraan pilkada serentak baru-baru ini.

"Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat kita sudah mendekati target dari WHO (World Health Organization) pada minggu lalu," jelasnya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (15/12/2020) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Terkait penurunan testing ini, Wiku meminta para pimpinan daerah untuk melakukan evaluasi. Pemerintah daerah diminta mempertajam permasalahan yang terjadi dimana berujung pada menurunnya angka testing secara nasional. "Segera koordinasikan dengan Satgas di pusat jika terjadi kendala yang sulit diselesaikan," tegasnya.

Hal ini juga menurutnya dapat dijadikan pelajaran bagi pimpinan daerah dalam upaya penanganan Covid-19. Agar jangan sampai kejadian serupa terjadi kembali di masa yang akan datang.

"Upaya 3T yaitu testing, tracing, dan treatment secara konsisten agar deteksi dini dan penanganan pasien Covid-19 dapat berjalan dengan baik," imbuh Wiku.

Lalu, bagi daerah-daerah yang sudah memenuhi target testing WHO, diharapkan untuk fokus melaksanakan targeted testing, yaitu testing kepada kontak erat hasil tracing dari kasus positif Covid-19. "Bagi daerah yang belum memenuhi target testing, agar segera meningkatkan angka testing yang targeted," jelas Wiku.

Pada kesempatan yang sama, Wiku prihatin atas peningkatan Covid-19 di Indonesia. Hal ini menyebabkan makin banyak wilayah yang masuk zona merah alias zona risiko tinggi Covid-19.

"Sangat disayangkan, pada minggu ini jumlah kabupaten/kota yang berada di zona risiko tinggi mengalami peningkatan yang signifikan. Pada minggu lalu, sebanyak 47 kabupaten/kota berada pada zona risiko tinggi, namun jumlah ini meningkat menjadi 64 kabupaten/kota pada minggu ini," kata Wiku.

Selain itu, kabupaten dan kota yang berada pada zona oranye atau zona risiko sedang masih terus bertambah. Pada pekan ini, jumlahnya sudah mencapai 380 kabupaten/kota dari 371 kabupaten/kota pada pekan sebelumnya.

"Zona risiko sedang bukan zona aman, lengah sedikit maka bisa lebih berbahaya. Kami minta agar usaha 3T (testing, tracing dan treatment) lebih dimasifkan dan penegakan protokol kesehatan (#pakaimasker, #jagajarak, #cucitangan)," ujarnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular