Kasus Covid Jateng Melunak, Jakarta dan Jabar Malah Meledak!

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
05 December 2020 18:23
Pemadam menyemprotkan cairan disinfektan di halaman gedung Balaikota gedung B, Balaikota Jakarta, Selasa 1/12. Selain Gedung B petugas damkar juga menyemprot Gedung Blok G Balai Kota DKI Jakarta hari ini mulai ditutup karena ada pejabat yang positif virus Corona (COVID-19). Di hari pertama penutupan, gedung Blok G dilakukan penyemprotan disinfektan oleh Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat. Beberapa petugas membagi peran untuk melakukan penyemprotan. Ada yang bertugas di halaman gedung, ada juga yang menyemprot disinfektan di beberapa lantai gedung Blok G. Ada 50 petugas yang dikerahkan untuk melakukan penyemprotan. Gedung Blok G Balai Kota DKI ada 23 tiga lantai. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menutup gedung G Balai Kota DKI Jakarta. Anies menegaskan penutupan itu dilakukan bukan berkaitan dengan kasus Corona yang dialami almarhum Sekda DKI Jakarta Saefullah, melainkan ada dua pejabat yang terinfeksi COVID-19. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penyomprotan Disinfektan di Balai Kot. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penambahan kasus positif Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda penurunan, pada Sabtu (05/12/2020) Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus 6.027 orang sehingga jumlah kasus secara total mencapai 569.707 orang. DKI Jakarta masih menjadi hotspot corona dengan penambahan pasien positif baru mencapai 1.360 orang sehingga total kasus di ibu kota mencapai 142.630 orang.

Sementara pasien sembuh di Jakarta bertambah 1.011 orang, sehingga totalnya 128.988 orang. Adapun kasus meninggal bertambah 23 orang sehingga totalnya 2.778 orang. Saat ini kasus aktif di Jakarta mencapai 10.864 orang.

Selain itu, provinsi dengan penambahan terbanyak kedua yakni Jawa Barat (Jabar) sebanyak 1.086 orang, sehingga totalnya 57.885 orang. Pasien sembuh tercatat 685 orang, sehingga totalnya 47.466 orang. Kemudian kasus meninggal di Jabar bertambah 4 orang menjadi 955 orang. Kasus aktif di Jawa Barat atau orang yang masih membutuhkan perawatan sebanyak 7.995 orang.

Provinsi ketiga dengan penambahan tertinggi yakni Jawa Tengah, menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya dengan penambahan 758 orang. Dengan begitu, total kasus di Jateng hampir menyentuh 60 ribu orang atau 59.986 orang. Pasien sembuh bertambah 362 orang, sehingga totalnya 41.672 orang, kemudian kasus meninggal bertambah 10 orang sehingga totalnya 2.424 orang.

Jumlah kasus di Jateng menurun memang dibandingkan sehari sebelumnya yang sempat 891 kasus Covid-19. Jumlah ini juga jauh menurun dibandingkan pada Rabu (2/12) jumlah total kasus positif virus Corona di Jateng sempat 1.227 kasus. Sedang pada Selasa (1/12) sempat mencapai 1.291 kasus dalam sehari.

Meski penambahan kasus terlihat melandai, Jawa Tengah mencatatkan kasus aktif paling tinggi di antara yang lainnya yakni 15.890 orang. Jumlah ini bahkan lebih tinggi dibandingkan Jakarta yang pernah mencatat kasus aktif 13 ribu orang.

Dengan jumlah kasus aktif yang besar tersebut, sebanyak 12 kabupaten/kota masuk risiko tinggi Covid-19 alias zona merah. Kota tersebut antara lain Kota Pekalongan, Kota Tegal, Banjarnegara, Banyumas, Temanggung, Pemalang, Tegal, Sukoharjo, Kendal, Brebes, Blora, dan Klaten. Sementara 23 kabupaten/kota lainnya tercatat memiliki risiko sedang alias zona oranye.

Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo buka suara terkait lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di Jawa Tengah. Menurutnya, hal tersebut adalah dinamika yang belum selesai, sebab jika semua memasukkan datanya dengan akurat dan benar, akan terlihat hasil yang sesungguhnya.

"Saya hanya minta teman-teman di Jateng nggak usah takut. Karena tindakannya sudah benar. Maka, kalau hasilnya bagus ya Alhamdulillah, cuma kalau datanya beda dan njeglek seperti itu, ya ini akan berpengaruh," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (01/12/2020).

Menurut Ganjar, perbaikan data sangat penting dalam penilaian masyarakat sekaligus dalam pengambilan kebijakan. Kalau memang jelek, maka harus ada upaya memperbaiki.

"Tapi kan kita nggak enak, kita sudah kerja keras, kepolisian sudah turun, masa terus jelek ada apa. Berarti ada yang keliru. Maka, kita sedang terus mengkonsolidasikan ini," jelasnya.

Ganjar juga tak menampik, bahwa tingginya angka kesembuhan itu berkorelasi dengan tingginya tes PCR di Jateng. Semakin tinggi pengetesan, maka semakin cepat terdeteksi.

"Dengan begitu, maka bisa segera ditangani dan kemudian sembuh. Performance-nya pasti akan bagus, kecuali kita nggak mau ngetes, maka performance-nya terlihat bagus tapi bahaya," ucapnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Kasus Positif Covid-19 di RI Lewati 200.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular