
Jadi Episentrum Covid-19, Ini 12 Wilayah Zona Merah di Jateng

Jakarta, CNBC Indonesia- Provinsi Jawa Tengah menjadi episentrum virus corona (Covid-19) dengan jumlah kasus aktif terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini kasus aktif di Jateng tembus 14.525 orang dan menjadi rekor kasus aktif terbesar di Indonesia sejak wabah ini melanda pada Maret 2020 lalu.
Sebagai perbandingan, rekor kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta hanya 13.451 orang yang tercatat pada 12 Oktober 2020. Kasus aktif di Jakarta sebelumnya memegang rekor tertinggi sebelum dipecahkan oleh Jateng.
Dengan jumlah kasus aktif yang besar tersebut, sebanyak 12 kabupaten/kota masuk risiko tinggi Covid-19 alias zona merah. Kota tersebut antara lain Kota Pekalongan, Kota Tegal, Banjarnegara, Banyumas, Temanggung, Pemalang, Tegal, Sukoharjo, Kendal, Brebes, Blora, dan Klaten. Sementara 23 kabupaten/kota lainnya tercatat memiliki risiko sedang alias zona oranye.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo buka suara terkait lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di Jawa Tengah. Menurutnya, hal tersebut adalah dinamika yang belum selesai, sebab jika semua memasukkan datanya dengan akurat dan benar, akan terlihat hasil yang sesungguhnya.
"Saya hanya minta teman-teman di Jateng nggak usah takut. Karena tindakannya sudah benar. Maka, kalau hasilnya bagus ya alhamdulillah, cuma kalau datanya beda dan njeglek seperti itu, ya ini akan berpengaruh," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (01/12/2020).
Menurut Ganjar, perbaikan data sangat penting dalam penilaian masyarakat sekaligus dalam pengambilan kebijakan. Kalau memang jelek, maka harus ada upaya memperbaiki.
"Tapi kan kita nggak enak, kita sudah kerja keras, kepolisian sudah turun, masa terus jelek ada apa. Berarti ada yang keliru. Maka, kita sedang terus mengkonsolidasikan ini," jelasnya.
Ganjar juga tak menampik, bahwa tingginya angka kesembuhan itu berkorelasi dengan tingginya tes PCR di Jateng. Semakin tinggi pengetesan, maka semakin cepat terdeteksi.
"Dengan begitu, maka bisa segera ditangani dan kemudian sembuh. Performance-nya pasti akan bagus, kecuali kita nggak mau ngetes, maka performance-nya terlihat bagus tapi bahaya," ucapnya.
Maka, Ganjar menyampaikan pada seluruh jajarannya agar tidak terpengaruh dengan bullying, cacian dan lainnya. Tetap dites terus-terusan dan tidak boleh berhenti.
"Jangan berhenti, terus dites. Yakinlah bahwa keselamatan itu penting. Soal kita dimarahi orang, itu biasa. Tapi, kita tetap ngetes dan tes kita sudah tertinggi kedua se Indonesia serta dibanding daerah lain yang penduduknya besar, kita tertinggi," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Pandemi, Negara & Wilayah Ini Tetap Nol Kasus Corona