
Takut Rem Darurat Anies, Pengusaha Deg-Degan Covid 'Meledak'

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus covid-19 nasional yang kembali pecah rekor yang dipimpin oleh wilayah DKI Jakarta dan Jawa Tengah (Jateng), membuat dunia usaha khawatir. Di kalangan pengusaha ada kegelisahan bakal ada kebijakan baru dari pemerintah provinsi khususnya DKI Jakarta dengan skema 'menarik rem darurat' alias PSBB total yang pernah diterapkan Gubernur Anies Baswedan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sempat mewanti-wanti akan menerapkan kebijakan 'rem darurat', apabila kenaikan kasus positif Covid-19 naik secara signifikan. Secara nasional jumlah pasien baru virus corona (Covid-19) kembali meningkat 6.267 orang, pada Minggu (29/11), DKI Jakarta menyumbang 1.431 orang baru dan Jateng 2.036 orang.
Wakil Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan bisnis hotel dan restoran memang paling terkena dampak jika pemprov DKI Jakarta kembali memberlakukan PSBB total. Sehingga dunia usaha bakal sulit bangkit dari keterpurukan.
"Yang menanggung jangan lagi pelaku usaha, kita lihat terakhir peningkatan dari kerumunan massa," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, (30/11).
Yusran mencatat selama sembilan bulan pandemi ini ada 1001 bisnis hotel dan restoran yang tutup. Hal ini dikarenakan beban perusahaan baik dari tenaga kerja, sewa, maupun pembayaran pajak tahunan kepada pemerintah.
Ia mengatakan peningkatan kasus dari sektor pariwisata belum menjadi kluster covid-19 yang signifikan. Peningkatan terbesar saat ini juga berasal dari kerumunan massa. Belum lagi menurutnya wisatawan juga masih terbilang sepi, sehingga diharapkan tidak lagi membebani para pengusaha hotel dan restoran.
Ia menambahkan minimal bisnis hotel terjaga di rentang okupansi atau keterisian kamar mencapai 40%. Saat ini rata-rata hanya mencapai 30% dari kapasitas yang ada. Normalnya pada Desember peningkatan okupansi bisa tercipta dengan adanya liburan akhir tahun. Tentunya hal itu akan sulit tercipta jika pemerintah provinsi memberlakukan PSBB total.
"Sudah banyak yang kolaps juga. 2021 menjadi tantangan berat. Januari - Maret low season," katanya.
Yusran pun pesimistis vaksin sudah diedarkan untuk khalayak umum, belum tentu bisnis hotel dapat normal kembali. Justru saat ini pemerintah harusnya segera memberikan stimulus agar bisnis hotel dan restoran dapat bertahan dari situasi ini..
Anggota Dewan Penasihat Hippindo, Tutum Rahanta mengatakan pelaku bisnis ritel yang juga mengalami dampak penurunan bisnis akibat pandemi. Menurutnya jika pemerintah kembali menarik rem darurat atau PSBB total tentunya dapat berdampak signifikan terhadap bisnis ritel. "Saat ini kita hanya berupaya untuk bertahan," katanya.
Menurutnya saat ini yang hanya bisa dilakukan oleh para pelaku usaha, hanya melakukan negosiasi dengan para partner bisnis. Mulai dari pemasok barang, tenaga kerja, hingga sewa dari pemilik lahan perbelanjaan.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000