Sedih! Hampir 180 Dokter Meninggal Akibat Covid-19 di RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 November 2020 16:52
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih (Youtube BNPB Indonesia)
Foto: Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih (Youtube BNPB Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih menyatakan jumlah dokter yang meninggal setelah tertular virus corona (Covid-19) telah mencapai hampir 180 orang. Bila dirata-rata, setidaknya ada 4 dokter yang meninggal dunia setiap minggunya.

"Dokter yang gugur hampir 180 orang yang terlapor, ujar Daeng Faqih dalam konferensi pers, Senin (30/11/2020).

Dia menjelaskan akibat peningkatan jumlah pasien Covid-19 akhir-akhir, maka beban rumah sakit akan semakin berat. Sampai tower isolasi mandiri di Wisma Atlet harus dipindahkan ke tower perawatan, karena kasus terjadi semakin tinggi.

"Beban tugas kesehatan makin berat, dan akan berisiko banyak dokter yang gugur," ujar Daeng Faqih.

Daeng. M. Faqih menjelaskan, hal yang ditimbulkan dari virus corona terhadap kematian dan kesakitan, tidak separah dengan virus yang ditularkan dari virus SARS dan MERS. Namun penularan virus corona bisa lebih cepat dibandingkan dengan penularan virus lainnya.


"Covid ini tidak terlalu ganas, menimbulkan kematian 2% sampai 3%, juga kesakitannya tidak separah yang ditimbulkan dari SARS, MERS, dan lain-lain. Tapi percepatan penularan Covid-19 ini bisa 10 kali lipta sampai 100 kali lipat dari penyakit lain," ujar Daeng.

Oleh karena itu, dalam mengurangi penambahan pasien positif Covid-19 di Indonesia, yang harus dilakukan adalah bagaimana agar penularan bisa dicegah dan diputus penularannya. Karena, kalau tidak pasien positif Covid-19 akan terus bertambah dan terus melonjak tinggi.

Terus melonjaknya pasien positif Covid-19, menurut Daeng karena memang persoalan virus corona yang terjadi di seluruh dunia ini, salah satunya adalah tingginya percepatan penularan. Kecepatan penularannya bahkan, dikatakan karena terjadinya mutasi virus. Mutasi itu lah yang meningkatkan penularan.

"Mutasinya tidak berpengaruh kepada kematian, tapi berpengaruh terhadap percepatan penularan. Jadi semakin cepat menularnya," jelasnya

"Kita tahu, kesembuhan pasien (di Indonesia) yang dirawat bagus bisa 83% lebih sembuh. Sementara angka kematian dari 8% sampai 9%, sekarang bisa 3,1 sekian persen, meski angka dunia 2%." kata Daeng melanjutkan.

IDI meminta komitmen masyarakat seluruh Indonesia untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 3M, sering #mencucitangan, #memakaimasker, dan #menjagarak serta menghindari kerumunan.

"Menghambat penularan Covid-19 bukan hanya tugas tenaga kesehatan, pemerintah, tapi komitmen dari masing-masing tiap individu," ujar Daeng.

Sebagai informasi Kasus virus corona (Covid-19) berkali-kali mencetak rekor di Indonesia selama November 2020. Hal ini harus menjadi alarm tanda bahaya agar semua stakeholder, baik dari pemerintah sampai masyarakat untuk makin gencar menerapkan protokol kesehatan.

Tercatat sebanyak 4 kali Indonesia mencetak rekor pertambahan kasus harian. Yang tertinggi terjadi pada kemarin, Minggu (29/11/2020) dengan 6.267 pasien Covid-19 dalam sehari.

Selain itu, juga ada rekor kasus kematian dengan 169 pasien meninggal dalam sehari pada 27 November 2020. Kemarin, kasus kematian juga menyamai rekor tersebut.

Yang disayangkan adalah kasus aktif atau pasien dalam perawatan dan isolasi juga mencetak rekor baru sebanyak 4 kali yang tercipta selama 4 hari berturut-turut sejak 26 November 2020.

Rekor tertinggi kasus aktif tercipta kemarin, dengan 71.658 pasien. Hal ini menjadi kekhawatiran karena kapasitas rumah sakit makin penuh dan tenaga kesehatan mendapat tugas yang makin berat.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular