
Bisakah Cegah Penularan Corona Saat Konser Musik Besar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Semenjak pandemi virus corona (Covid-19), muncul pelarangan acara dengan pertemuan besar, seperti acara pernikahan, festival film atau musik, hingga konser.
Meski ada alternatif dengan menggelar acara secara daring atau online, namun tidak semua orang nyaman dengan hal tersebut karena rasa pengalamannya jauh berbeda dengan acara yang digelar langsung.
Nah, para peneliti dari Jerman mencoba meneliti hal ini. Setelah mengadakan konser pop eksperimental, para peneliti menemukan bahwa ventilasi yang memadai dan tindakan pencegahan kebersihan dapat secara signifikan mengurangi resiko penyebaran Covid-19 pada pertemuan massal.
Dalam eksperimen tersebut, peneliti dari tiga universitas meminta penyanyi pop Tim Bendzko untuk menampilkan pertunjukan langsung di depan 1.212 peserta sukarelawan di Quarterback Immobilien Arena di Leipzig, Jerman pada Agustus lalu.
Semua staf dan peserta yang terlibat dites negatif untuk penyakit tersebut dalam waktu 48 jam sebelum acara dan mengenakan masker N95, serta alat pelacak kontak selama konser.
Para peneliti menjalankan tiga skenario uji konser yang berbeda. Pertunjukan pertama tidak memiliki batasan jarak fisik atau tindakan pencegahan lainnya, layaknya pertemuan acara biasa sebelum terjadinya pandemi.
Pertunjukan kedua dilakukan dengan tindakan pencegahan moderat, seperti menggandakan jumlah pintu masuk untuk mengurangi kepadatan dan pola tempat duduk yang membuat setiap kursi lain kosong dan membuat setiap orang menjauh.
Pada pertunjukan terakhir, para peneliti menambahkan lebih banyak batasan, seperti melipatgandakan jumlah pintu masuk yang biasanya digunakan di tempat tersebut dan menempatkan orang secara berpasangan, dengan jarak sekitar 1,5 meter antara setiap pasangan.
Para peneliti juga menguji beberapa opsi ventilasi yang berbeda untuk melihat bagaimana pergerakan udara dapat mempengaruhi paparan droplet aerosol peserta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konser dalam ruangan dengan tempat duduk dengan kewaspadaan kebersihan yang ketat, seperti masker dan jarak fisik, serta ventilasi yang baik memiliki "efek minimal" pada jumlah keseluruhan infeksi yang mungkin terjadi di komunitas.
Para peneliti juga menemukan bahwa risiko potensi paparan tetesan aerosol, yang dapat mengandung virus penyebab Covid-19, meningkat secara substansial ketika tempat tersebut memiliki sistem ventilasi yang buruk atau gagal menerapkan tindakan pencegahan.
"Ini adalah studi yang sangat menarik karena menegaskan bahwa apa yang dikatakan pejabat kesehatan masyarakat benar-benar efektif. Penelitian ini sangat menjanjikan untuk acara mendatang," kata Dr. Clinton Christopher Haley, spesialis penyakit menular di Baylor University Medical Center di Dallas, Texas, dikutip dari Healthline.
Meski optimis dengan hasil tersebut, para ahli mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian lebih lanjut, sebab hasil penelitian ini belum ditinjau sejawat.
Selain itu, pedoman kebersihan yang ketat dan persyaratan jarak fisik yang diberlakukan pada konser eksperimental mungkin sulit untuk diterapkan dalam skenario kehidupan nyata.
"Peserta sukarelawan dalam sebuah penelitian dan orang-orang yang benar-benar ingin menonton konser adalah dua tipe orang yang sangat berbeda, dan kesediaan mereka untuk tetap berpegang pada tindakan pencegahan ilmiah bisa sangat berbeda," kata Haley.
"Studi ini juga berlangsung di Jerman, yang mungkin memiliki norma sosial yang berbeda tentang penggunaan masker dan jarak sosial secara konsisten dibandingkan di Amerika Serikat."
Hingga kini tercatat sudah ada lebih dari 62,6 juta masyarakat dunia terpapar Covid-19, dengan lebih dari 1,4 juta meninggal dan 43,2 juta berhasil sembuh menurut data Worldometers per Minggu (29/11/2020).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak