Massa pengunjuk rasa berkumpul di Bangkok, Thailand, Sabtu, 28 November 2020. Pengunjuk rasa pro-demokrasi melanjutkan protes mereka yang menyerukan agar pemerintah mundur dan mereformasi konstitusi dan monarki, (AP Photo/Sakchai Lalit)
Aksi demo kali ini dilakukan seiring dengan meningkatnya ketegangan pasca polisi Thailand pekan lalu menembak enam pedemo dan melepaskan meriam air (water cannon) di jalan-jalan Bangkok. (AP Photo/Sakchai Lalit)
Selama empat bulan aksi unjuk rasa, suasana kian terasa panas. Para pemimpin protes memperingatkan jika mereka tidak siap untuk berkompromi terkait tuntutan yang selama ini disuarakan. (AP Photo/Sakchai Lalit)
Sejumlah demonstran terlihat mengenakan aksesoris bebek plastik berwarna kuning.  (AP Photo/Sakchai Lalit)
Diketahui bahwa Thailand, selama berbulan-bulan menghadapi protes yang dipimpin oleh kalangan pemuda yang menuntut konstitusi baru, reformasi monarki yang tak tersentuh, dan kemunduran Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha. (AP Photo/Sakchai Lalit)
Tidak seperti gerakan protes Thailand sebelumnya, mayoritas demonstran adalah pemuda penghuni kota kelas menengah. (AP Photo/Sakchai Lalit)
Dalam sejarah Thailand, gerakan protes kerap berakhir dengan pertumpahan darah, dua kali pada 1970-an, 1992, dan pada 2010. Para ahli telah memperingatkan insiden kelam tersebut dapat terulang kembali. (AP Photo/Sakchai Lalit)