Internasional

Kasus Covid-19 di Turki Makin Seram, Mr. Erdogan ke Mana?

Thea F, CNBC Indonesia
27 November 2020 19:33
Recep Tayyip Erdogan. AP/
Foto: Recep Tayyip Erdogan. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona (Covid-19) baru harian tertinggi ketiga secara global sejak Rabu (25/11/2020), di belakang Amerika Serikat dan India.

Kementerian Kesehatan Turki mulai mempublikasikan semua kasus positif, termasuk kasus asimtomatik. Padahal sejak Maret 2020, kasus asimtomatik Turki tidak termasuk dalam jumlah kasus yang dilaporkan setiap hari.

Sebelumnya, Turki sempat mendapatkan kritik keras selama dari dunia ilmiah, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan tokoh oposisi karena dianggap tidak transparan.

Menurut data Worldometers per Jumat (27/11/2020), Turki tercatat memiliki 503.738 kasus positif, dengan 13.014 kasus kematian, dan 388.771 pasien berhasil sembuh.

Menteri Kesehatan Fahrettin Koca telah memperingatkan bahwa Turki mungkin perlu mengambil "tindakan radikal" karena jumlah kematian akibat Covid-19 harian menembus rekor tertinggi.

Caghan Kizil, spesialis dalam ilmu saraf dan genetika di Fakultas Kedokteran Universitas Dresden memberikan komentarnya atas pernyataan Koca tersebut.

"Kami telah mengingatkan Anda tentang tanggung jawab Anda selama berbulan-bulan. Anda tidak memperhitungkannya. Anda menciptakan situasi ini sendiri. Bersama-sama berarti mendengarkan para ilmuwan. Membangun kepercayaan adalah yang paling penting. Anda gagal, Pak Koca," cuit Kizil, sebagaimana dikutip dari Arab News.

Pemerintah Turki kini hanya memberlakukan jam malam parsial untuk akhir pekan, dan pembatasan restoran dan kafe. Namun, tindakan ini tetap diperdebatkan oleh kelompok medis dan gubernur setempat.

Walikota metropolitan Istanbul, Ekrem Imamoglu, mengkritik upaya pemerintah yang tidak mengekang pandemi. Mengenai perbedaan dalam data Covid-19 harian Kementerian Kesehatan, Imamoglu mengumumkan bahwa "bahkan di Istanbul, jumlah kematian harian adalah 50-60 lebih tinggi dari angka nasional yang diumumkan".

Tingkat kematian yang diumumkan secara resmi juga kontroversial, karena kementerian mengumumkan 168 kematian terkait COVID pada Rabu, sementara departemen pemakaman kota Istanbul mencatat 203 kematian saja pada hari yang sama karena "penyakit menular."

Tingkat hunian di unit perawatan intensif rumah sakit di tiga kota terbesar di Turki melebihi 70%. Jumlah tersebut sejauh ini merupakan yang tertinggi yang dilaporkan oleh pemerintah Turki sejak awal wabah.

Menteri Kesehatan Turki mengumumkan bahwa sekitar 80% orang yang dites positif tidak menunjukkan gejala atau menunjukkan sedikit gejala, menyoroti pentingnya memasukkan kasus tanpa gejala dalam penghitungan total.

Asosiasi Medis Turki, kelompok dokter terbesar di negara itu, memperkirakan bahwa rata-rata jumlah kasus yang tidak dirawat di rumah sakit di atas 47.000 setiap hari. Banyak provinsi di negara ini juga menghadapi puncak ketiga.

Sementara itu, karena penurunan tajam dalam angka pariwisata, maskapai penerbangan utama Turki, Turkish Airlines membutuhkan pinjaman bank sebesar US$ 2,5 miliar dan sedang mencari bantuan negara, menurut laporan Bloomberg. Selama sembilan bulan pertama tahun 2020, maskapai ini mencatat kerugian 5,2 miliar lira.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Goks Erdogan! Inflasi Turki Nyaris Tembus 65%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular