Pak Jokowi, Reshuffle Kabinet Segera! Jangan Tunggu KPK

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
26 November 2020 14:19
Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Edhy Prabowo usai di periksa di Geudng KPK, Rabu 25/11. Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menetapkan Menteri KKP sebagai tersangka. Penetapan tersangka ini merupakan hasil pengembangan kasus dugaan suap terkait ekspor benih lobster atau benur. Edhy Prabowo ditangkap bersama istrinya, Iis Rosita Dewi, yang juga anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Gerindra. Edhy Prabowo diketahui melakukan kunjungan ke Hawaii, Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di tahan KPK. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali didesak untuk melakukan reshuffle para menteri di kabinet Indonesia Maju. Isu pergantian para Menteri ini terjadi setelah Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Ekonom CORE Piter Abdullah membenarkan, desakan melakukan perombakan susunan kabinet memang akan semakin gencar, terutama saat ada menteri yang tertangkap karena melakukan korupsi.

"Isu reshuffle harus dipicu oleh kejadian-kejadian seperti ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/11/2020).

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di tahan KPK. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di tahan KPK. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)



Menurutnya, sejak awal pemerintahan sudah banyak pihak yang mendesak Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle karena tidak kecewa dengan menteri yang dipilih. Para Menteri di Kabinet sekarang dinilai tidak semuanya mumpuni.

"Reshuffle sudah didengungkan sejak awal karena kekecewaan publik dan banyak pihak terkait komposisi menteri yang disusun oleh Presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin karena tidak memuaskan dan tidak memberikan harapan besar dan terjadi perubahan signifikan," jelasnya.

Lanjutnya, terutama saat terjadi pandemi Covid-19 yang membutuhkan kinerja dari para menteri. Namun, nyatanya tidak terjadi.

"Apalagi kita ditimpa badai pandemi yang sangat membutuhkan kinerja yang baik dan luar biasa dari Menteri yang kemudian tidak muncul saat kita hadapi pandemi ini. Sehingga pada waktu itu sudah muncul keinginan atau dorongan dilakukan reshuffle untuk menggantikan menteri-menteri kita yang diyakini kurang kinerja baik mengatasi pandemi," kata dia.

"Sekarang dengan adanya kasus ini (korupsi) dorongan lebih besar lagi," tegasnya.


(dru/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Kabar 18 Menteri Jokowi Bakal Direshuffle, Siapa Saja?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular