
Awas! Mas Trump Perang Dagang, Om Biden Perang Beneran?

Jakarta, CNBC Indonesia - Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dipercaya sebagian pihak akan melunakkan gaya politik Paman Sam ke China. Namun, hal ini tidak dipercayai sebagian pengamat.
Penasehat Pemerintah China Zheng Yongnian menyebut Biden adalah presiden yang 'rentan' namun bisa memulai perang. Pernyataan ini dikeluarkan pada saat ia ditanya mengenai masa depan hubungan Amerika Serikat (AS) dan China di era kepemimpinan presiden terpilih Biden.
Dikutip dari Times of India, Zheng beranggapan bahwa AS saat ini memiliki polarisasi yang besar di dalam negerinya mengenai persepsi terhadap Beijing dan melemahkan kharisma Biden. Namun, melihat idealismenya, Biden juga mungkin untuk memulai perang dengan China,
"Dia pasti Presiden yang sangat lemah, jika dia tidak bisa menyelesaikan masalah domestik, maka dia akan melakukan sesuatu di bidang diplomatik, melakukan sesuatu melawan China," katanya dikutip Selasa (24/11/2020).
"Jika kita mengatakan Trump tidak tertarik untuk mempromosikan demokrasi dan kebebasan, Biden tertarik. (Presiden Donald) Trump tidak tertarik pada perang ... tetapi Presiden Demokrat dapat memulai perang."
Zheng yang juga dekan Advanced Institute of Global and Contemporary China Studies menyarankan kepada Beijing untuk tidak berharap banyak mengenai normalisasi hubungan dengan Washington. Maka dari itu, China juga harus siap untuk menerima sikap keras Biden.
"Masa lalu yang indah telah berakhir ... para elang Perang Dingin telah berada dalam keadaan sangat termobilisasi selama beberapa tahun, dan mereka tidak akan hilang dalam semalam," ujarnya.
Hubungan antara AS dan China memanas setelah presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Awalnya diharapkan bahwa pengganti Trump, Biden, akan lebih melunak dengan China.
Namun ternyata Biden memiliki pandangan yang negatif terhadap Beijing mengenai muslim Xinjiang dan penyerangan aktivis demokrasi Hong Kong. Bahkan, Biden menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai seorang "preman".
(sef/sef) Next Article Rumahnya "Diacak-acak" FBI, Donald Trump Gugat Pemerintah AS
