
Lockdown di Mana-mana, Wamenlu: Perdagangan Dunia Drop 13%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Aturan penguncian (lockdown) yang masih berlangsung karena pandemiĀ Covid-19 di seluruh dunia rupanya tidak menghentikan proyeksi ekonomi Indonesia mengenai ekspor dan impor. Semua itu akan dibicarakan dalam forumĀ World Economic Forum (WEF) Special Virtual on Indonesia: Indonesia's Priority on Health and Economic Recovery.
Forum yang akan digelar pada Rabu (25/11/2020) mendatang ini merupakan bagian dari rangkaian Country Strategy Dialogue dari WEF yang mempertemukan pemerintah suatu negara dengan para pelaku bisnis global dan pemangku kepentingan lainnya dalam suatu sesi dialog strategis.
Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar dalam konferensi pers virtual mengatakan forum ini adalah kesempatan Indonesia dalam memperbaiki iklim ekonomi yang porak-poranda akibat gelombang pandemi Covid-19.
"Memang justru kesempatan bagi kita dalam hal ini untuk bisa melakukan diskusi dengan para pemimpin perusahaan dalam melihat beberapa isu secara spesifik, termasuk isu logistik, bagaimana menyikapi dan responnya," kata Mahendra pada Senin (23/11/2020).
Ia menjelaskan memang kondisi ekspor dan impor sangat terganggu sejak wabah corona. Namun, dengan adanya komitmen yang kuat dari pemerintah dan pelaku usaha, khususnya di bidang logistik, masalah tadi dapat diatasi secara signifikan.
"Sehingga belakangan ini kita melihat bahwa prakiraan perdagangannya dunia dikhawatirkan bisa anjlok sampai 30% berdasarkan ramalan awal World Trade Organization (WTO), maka turunnya tidak setajam itu dan terjadi di kisaran 13%," ujar Mahendra.
Namun, meski dapat diatasi dengan baik, forum diskusi semacam ini akan tetap diperlukan untuk mendapatkan usulan atau ide membangun nantinya.
Nantinya, dalam forum WEF ini, Pemerintah Indonesia juga akan menyampaikan langkah-langkah untuk tetap menjamin keterbukaan, serta proses logistik pelabuhan dan bandara supaya lebih maksimal, terutama untuk barang.
"(Kita juga akan menyampaikan) keterlibatan dan kontribusi dari industri dan sektor telekomunikasi, khususnya lagi ekonomi digital sangat mendukung terjadinya kelancaran tadi. Jadi ini kesempatan untuk melakukan diskusi lebih lanjut," kata Mahendra.
Dalam forum ini Pemerintah Indonesia juga bisa mendapat masukan soal bagaimana cara merespon berbagai keinginan atau harapan dari banyak pihak, terutama saat melihat kondisi rantai pasok dunia yang ada.
"(Indonesia) juga bisa belajar dari pengalaman pandemi untuk lebih diversifikasi, tidak hanya bertumpu kepada 1-2 basis produksi atau rantai pasok tertentu ternyata dalam kondisi yang sulit saat pandemi ini menjadi satu resiko yang besar baik untuk perusahaan maupun dengan negara," katanya.
"Dalam hal ini tentu pemerintah Indonesia akan menyiapkan kesiapan lebih baik untuk bisa memainkan peran tadi, dalam rencana banyak pihak yang ingin melakukan relokasi dari basis produksi atau industri sehingga bisa mengatasi resiko terlalu terkonsentrasi pada satu atau dua basis produksi," lanjutnya.
Pada forum virtual yang digelar secara tertutup ini, pemerintah akan menjelaskan komitmen Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 yang diseimbangkan dengan upaya-upaya pemulihan ekonomi nasional, salah satunya dengan penerapan UU Cipta Kerja (Omnibus Law).
Forum akan terbagi ke dalam dua sesi, yaitu sesi khusus dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan sesi dua diskusi panel dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi.
Setidaknya terdapat 43 perusahaan global yang akan terlibat pada forum tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak pada sektor finansial, infrastruktur, industri strategis, farmasi, jasa kesehatan, TIK dan digital, manufaktur, downstream minerals production, dan green and renewable energy.
Selain Indonesia, WEF juga mengadakan Country Strategy Dialogue dengan tema The Great Reset secara khusus di Jepang, RRC (Republik Rakyat China), dan Pakistan.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Baru Hidup Normal, Covid Mengancam Lagi