Anies Baca Buku 'How Democracies Die', Netizen: Kode Keras!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 November 2020 08:18
Instagram @aniesbaswedan
Foto: Instagram @aniesbaswedan

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto terbaru di akun media sosialnya. Duduk santai di rumah dan berkain sarung dan atasan putih lengan pendek, Anies tampak sedang khusyuk membaca sebuah buku berjudul 'How Democracies Die' atau Bagaimana Demokrasi Mati.

Ia duduk sebelah meja dengan latar belakang rak yang dipenuhi buku-buku, lukisan kaligrafi juga foto-foto keluarganya.

Foto itu diunggah di akun Instragram pribadinya juga Twitter dengan membubuhkan keterangan foto. "Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," kata Anies, Minggu (22/11/2020).

[Gambas:Instagram]


Buku How Democracies Die ialah buku fllsafat politik ditulis oleh duo Profesor Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Zibllat yang menyebut demokrasi bisa mati karena kudeta-atau mati pelan-pelan karena pemimpin yang otoriter.

Kematian itu bisa tak disadari ketika terjadi selangkah demi selangkah, dengan terpilihnya pemimpin otoriter, disalahgunakannya kekuasaan pemerintah, dan penindasan total atas oposisi.

Dalam ulasannya di Google Books, dijelaskan, ketiga langkah itu sedang terjadi di seluruh dunia.

Dalam buku ini, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menyampaikan pelajaran penuh wawasan dari sejarah untuk menerangkan kerusakan rezim selama abad ke-20 dan ke-21.

Mereka menunjukkan bahayanya pemimpin otoriter ketika menghadapi krisis besar.

Berdasarkan riset bertahun-tahun, keduanya menyajikan pemahaman mendalam mengenai mengapa dan bagaimana demokrasi mati; suatu analisis pemicu kewaspadaan mengenai bagaimana demokrasi didesak; dan pedoman untuk memelihara dan memperbaiki demokrasi yang terancam, bagi pemerintah, partai politik, dan individu. Sejarah tak berulang.

"Namun kita bisa melindungi demokrasi kita dengan belajar dari sejarah, sebelum terlambat," tulis ulasan tersebut.

Apa yang dibaca Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 memicu pertanyaan warganet di media sosial.

"Judul bukunya kode keras, sehat selalu pak! Salam dari Jabar," begitu ungkap warganet, @ozonnmariana.

"Bukunya kode banget," tulis akunĀ @okiez_99.

Terlebih, politik ibu kota belakangan sedang ramai usai kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab ke Jakarta. Anies, sempat menyambangi Rizieq usai pentolan FPI tersebut tiba di tanah air pada 10 November lalu.

Namun, pertermuan itu ternyata berbuntut panjang, Anies harus memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan di acara Peringatan Maulid Nabi dan pernikahan purti Rizieq yang dihadiri ribuan massa.

Belakangan, TNI juga turun tangan mencopot baliho-baliho yang memasang foto Habib Rizieq.

Jadi ini sindiran untuk siapa Pak Anies?


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Curahan Hati Anies Baswedan: Ekonomi DKI Drop Kemudian Lompat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular