
Hasil Sementara, Satgas Covid-19: Tak Ada Efek Samping Vaksin

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito angkat bicara terkait dengan uji klinis vaksin Sinovac dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Hingga saat ini tidak ditemukan gejala KIPI berbahaya dari 1.620 relawan subjek di Bandung," tegasnya di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Meskipun ada gejala, lanjutnya, yang dirasakan oleh relawan tergolong ringan. Mulai dari nyeri, pegal-pegal pada otot di tempat yang disuntik.
"Tak ada efek samping serius karena vaksinasi. Kami akan terus memantau uji klinis dan perkembangan status kehalalan," ujarnya lagi.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito menjelaskan terkait dengan kehalalan vaksin yang menjadi pertanyaan banyak pihak.
"Kehalalan vaksin, bahwa berdasarkan evaluasi mutu, bahan yang dipakai, menyangkut vaksin, bahan yang dipakai, bahan aktif, tidak mengandung porcine genetik babi," tegasnya.
Selanjutnya, karena tidak menggunakan porcine genetik babi, vaksin Sinovac yang saat ini diuji di Bandung menggunakan rekombinan tripsin. Penny juga mengatakan bahwa uji klinis vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech di Bandung tak ada laporan efek samping yang serius.
"Per 6 November sudah selesai 1.620 subjek, dosis pertama dan vaksin kedua 1.603 subjek, dan masuk 1.520 untuk masuk periode monitoring. Sekarang masih berlangsung dalam rangka pengawalan terkait aspek pengawalan dan keamanan," katanya.
Terkait pengawalan mutu, BPOM mengaku terbang langsung ke negeri Tirai Bambu untuk melihat fasilitas produksi Sinovac, dan memperoleh data yang baik terkait dengan vaksin tersebut. Sehingga dipastikan terkait mutu tak ada masalah dan tinggal menunggu keamanan dan khasiatnya.
"Sekarang menunggu keamanan dan khasiat dari hasil analisa dan monitoring atau observasi 3 bulan dan 6 bulan setelah penyuntikan dosis kedua," pungkasnya.
Sebelumnya Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta masyarakat menjalankan protokol kesehatan secara ketat, sambil menunggu vaksin Covid-19 tersedia. Ini akan menghindarkan masyarakat terinfeksi virus corona Covid-19.
"Vaksin yang terbaik sekarang adalah vaksin patuh kepada protokol kesehatan. #pakaimasker, #jagajarak dari kerumunan dan #cucitangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan disinfektan," pungkas Doni Monardo.
(dob/dob)
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak