
Bye Covid-19! KPCPEN Beberkan Distribusi Vaksin Covid-19 RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Distribusi vaksin menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian, seperti halnya pengadaan vaksin itu sendiri. Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menjelaskan bagaimana distribusi vaksin dan persiapannya.
"Vaksin ini ada jangka waktu di mana dia efektif dan ada suhu ketat harus dijaga. Sejak produksi sampai disuntikkan, BPOM memberikan sertifikasi cara distribusi obat yang baik," ujar Ketua KPC-PEN, Budi Gunadi Sadikin saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Menurut BGS, Bio farma sudah ditugaskan Kementerian Kesehatan untuk distribusi vaksin lain. Sejumlah tantangan idihadapi, mengingat waktu yang singkat serta jumlah vaksin yang banyak. "Sehingga logistik menjadi problem selain pengadaan," kata Budi yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
Tak hanya melibatkan RS BUMN, RS Swasta juga dilibatkan. Bahkan, Klinik pemerintah BUMN, swasta dan seluruh puskesmas, juga bekerjasama dengan pedagang besar juga dilibatkan, tetap dengan guidance dengan Kemenkes.
"Kita identifikasi seluruh klinik RS yang bisa lakukan vaksinasi ini. Sudah menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk penyimpanan dan pengiriman. Pengiriman ketat dijaga suhunya, alat-alat dijaga, termasuk sensor secara online, apakah ada pelanggaran, termasuk bekerja sama dengan TN-AD untuk pengiriman," ujarnya menjelaskan.
Dia menegaskan, semua dilakukan secara digital. Hal ini karena vaksin memiliki masa kadaluarsa yang sebagaimana diketahui tidak sekali diberikan, tapi dua kali. Sehingga kompleksitas pengiriman, pembelian vaksinasi ke masing-masing individu harus dijaga dengan baik sesuai tugas Kemenkes.
"Kita melakukan full digitalisasi, distribusi, sampai assignment ke titik vaksinasi," tegasnya.
Disebutkan pula di semua titik di 34 provinsi akan dipastikan memiliki ruangan besar dengan temperatur 2-8 derajat yang dijaga secara konsisten untuk menampung distribusi. Dengan digitalisasi tersebut, nantinya seluruh vaksin akan tercatat dan terlihat diberikan ke siapa, sehingga tak ada kesalahan.
"Termasuk juga Kemenkes menegaskan, sesudah vaksin diberikan, apa ada kejadian KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang harus dipastikan bisa dicatat. Digitalisasi ini, jika ada KIPI bisa dengan cepat trace vaksin apa, di produksi ke mana dan diberikan ke siapa saja," ujarnya.
Terakhir dia menerangkan, KPC PEN dibantu oleh PT Telkom dalam membuat program ini. Awal Desember diharapkan telah siap, sehingga bisa langsung dilakukan percobaan sistem.
"Diharapkan awal tahun 2021 sistem vaksinasi, mulai pembuatan, orderan, pendaftaran, logistik distribusi, titik vaksinasi, ingin menggunakan ini bisa ditampung. Kita bisa memberikan layanan secara lebih cepat dan modern," pungkasnya.
Sebelumnya Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta masyarakat menjalankan protokol kesehatan secara ketat, sambil menunggu vaksin Covid-19 tersedia. Ini akan menghindarkan masyarakat terinfeksi virus corona Covid-19.
"Vaksin yang terbaik sekarang adalah vaksin patuh kepada protokol kesehatan. #pakaimasker, #jagajarak dari kerumunan dan #cucitangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan disinfektan," pungkas Doni Monardo.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak