Bangun Infrastruktur, Ridwan Kamil Dapat Dana PEN Rp 1,8 T

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
15 November 2020 13:00
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil  yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat melakukan inspeksi ke mall  The Park Kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/10). Hari ini Ridwan Kamil memulai aktifitas rutinnya di Kota Depok. Pihaknya memberikan atensi pada wilayah Bodebek terutama Depok yang pada akhir tahun ini akan menyelenggarakan Pilkada Serentak.  Pantauan CNBC Indonesia Ridwan Kamil bersama pejabat setempat berkeliling mall dan melihat standar kesehatan yang ditetapkan mall The Park. Seperti diketahui Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melarang restoran, kafe, rumah makan, warung dan usaha sejenis di wilayah Bodebek melayani pembelian makanan di tempat (dine-in). Pasalnya wilayah tersebut berada di zona merah penyebaran COVID-19.  Aturan itu dituangkan dalam Instruksi Gubernur Jawa Barat Nomor 443/07/Hukham tentang Pengendalian Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19) di Restoran, Kafe, Rumah Makan, Warung dan Usaha Sejenis. Surat itu ditandatangani Ridwan Kamil dan diterbitkan pada 30 September 2020.
Foto: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Tinjau mal The Park Kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/10/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat menerima dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan pemerintah pusat lewat Pinjaman PEN Daerah dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) senilai Rp 1,812 triliun. Dana ini akan digunakan untuk membiayai tujuh jenis pembangunan infrastruktur Jawa barat.

"Hari ini kami menandatangani perjanjian pinjaman dari PT SMI terkait Pemulihan Ekonomi Nasional untuk yang 2020 atau tahun berjalan karena harus ada ceremony di depan notaris untuk legalitas," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam siaran resminya, Minggu (15/11/2020).

Adapun tujuh sektor infrastruktur yang menjadi fokus yakni, infrastruktur jalan dengan nilai Rp 463,558 miliar, dan infrastruktur pengairan Rp 27,96 miliar. Kemudian infrastruktur perumahan Rp 200,55 miliar, infrastruktur perkotaan ruang terbuka publik Rp 63,692 miliar, infrastruktur perkotaan bangunan publik Rp25,598 miliar, kemudian infrastruktur sosial pariwisata Rp 15 miliar. Yang paling besar di antara yang lain yakni infrastruktur sosial kesehatan R p1,016 triliun.

"Dan alhamdulillah sudah berjalan pekerjaan-pekerjaannya, utamanya di konstruksi atau infrastruktur karena memang kebijakan PEN ini memang untuk pemulihan ekonomi melalui infrastruktur," tambah Kang Emil.

Selain pinjaman daerah di 2020, Pemda Provinsi Jabar akan memperoleh dana sekitar Rp 2,2 triliun untuk tahap kedua pada 2021.

"Mudah-mudahan dengan dukungan PT SMI, pemulihan ekonomi Jawa Barat akan lebih membaik. Caturwulan ini juga sudah membaik, tapi tentunya akan diakselerasi," ujar Kang Emil.

Sementara itu, Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengatakan, penandatanganan di hadapan notaris secara langsung diperlukan untuk memenuhi kelengkapan dokumentasi secara legal. Dia menegaskan tidak ada yang berubah dari yang sudah ditandatangani secara virtual.

"Ini (penandatangan perjanjian pinjaman di hadapan notaris) sebetulnya untuk pemenuhan aspek legalitas karena sejatinya penandatanganan sudah dilakukan secara virtual," kata Edwin.


(roy/roy) Next Article Kian Mesra, RI-China Bakal Duet di Mega Proyek Infrastruktur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular