Anies Klaim Covid DKI Terkendali, Tempat Tidur Banyak Kosong!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 November 2020 18:45
Petugas medis dengan alat pelindung mengambil darah para sukarelawan yang berpartisipasi dalam uji coba vaksin virus corona di Rumah Sakit Utama Militer Budenko di luar Moskow, Rusia.  (Russian Defense Ministry Press Service via AP)
Foto: Petugas medis dengan alat pelindung mengambil darah para sukarelawan yang berpartisipasi dalam uji coba vaksin virus corona di Rumah Sakit Utama Militer Budenko di luar Moskow, Rusia. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kasus Covid-19 di DKI Jakarta lebih terkendali sehigga kapasitas tempat tidur RS banyak yang kosong. Meski ia tetap menerapkan PSBB dengan memperpanjang PSBB transisi sampai 22 November 2020.

Berdasarkan data Kemenkes dari tambahan kasus positif covid-19 pada Minggu (8/11), sebanyak 3.880 kasus baru, sebanyak 826 kasus baru berasal dari DKI Jakarta, atau yang tertinggi di Indonesia. Komulatif kasus positif di DKI selama pandemi terjadi sudah mencapai 112.027 kasus positif, masih memimpin secara nasional. 

"Berdasarkan data-data epidemiologis selama penerapan PSBB Masa Transisi kali ini, kondisi wabah COVID-19 DKI Jakarta lebih terkendali dan menuju kategori aman," kata Anies dalam pernyataan resminya, Minggu (8/11).

Ia bilang Justru sekarang harus makin waspada, jangan sampai karena melihat kondisi penularan melambat lalu jadi tidak disiplin. Ingat, masih terjadi penularan meskipun melambat. Jadi, harus tetap disiplin protokol kesehatan khususnya 3M.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga mencatat penurunan persentase keterpakaian tempat tidur isolasi harian (ruang rawat inap) maupun ruang ICU di 98 RS Rujukan COVID-19 di DKI Jakarta. Tingkat keterpakaian ruang tempat tidur isolasi harian secara berturut-turut adalah 66% (10/10), 63% (17/10), 59% (24/10), 54% (31/10), dan 56% (7/11). Adapun tingkat keterpakaian ruang ICU secara berturut-turut adalah 67% (10/10), 66% (17/10), 62% (24/10), 59% (31/10), dan 60% (7/11).

"Berdasarkan data tersebut, tingkat keterisian tempat tidur RS untuk perawatan pasien kasus terkait COVID-19 di DKI Jakarta sudah mencapai batas ideal yaitu level 60%. Artinya, Pemprov DKI Jakarta siap jika nantinya terjadi lonjakan kasus dan sebagian dari kasus tersebut harus menjalani perawatan di Rumah Sakit. Kami akan terus menambah jumlah kapasitas tempat tidur, baik ruang rawat inap maupun ICU. Di sisi lain, kegiatan testing dan tracing akan dilakukan secara massif dan diperluas di seluruh Jakarta," ucap Gubernur Anies.

Berdasarkan pengamatan perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan) yang dilakukan FKM UI, terdapat peningkatan persentase kepatuhan masyarakat sejak awal November untuk seluruh indikator. Saat ini, data FKM UI mencatat tingkat kepatuhan masyarakat secara detail:
- memakai masker berada di kisaran angka 70%;
- menjaga jarak berada di kisaran angka 60%;
- mencuci tangan berada di kisaran angka 35%.

Sebelumnya, seluruh indikator perilaku 3M sempat menurun secara signifikan pada akhir Oktober lalu, yaitu:
- memakai masker berada di kisaran angka 75% (19/10), 70% (26/10), dan 60% (2/11);
- menjaga jarak berada di kisaran angka 70% (19/10), 65% (26/10), dan 55% (2/11);
- mencuci tangan berada di kisaran angka 40% (19/10), 30% (26/10), dan 30% (2/11).

Persentase kepatuhan masyarakat untuk 3M harus mencapai minimal 80% untuk dapat mengendalikan potensi penularan COVID-19. Pemprov DKI Jakarta akan terus bekerja sama dengan jajaran Forkopimda dalam upaya penegakan hukum atas protokol kesehatan masyarakat di wilayah Ibu Kota.

Nilai reproduksi efektif (Rt) yang menjadi indikasi tingkat penularan di masyarakat menunjukkan skor 1,04 pada 7 November 2020. Angka tersebut meningkat dari skor 1,03 pada 1 November 2020. Meskipun demikian, hasil skor Rt tersebut menunjukkan perbaikan dibandingkan data pada bulan Oktober yaitu skor 1,06 pada 12 Oktober 2020 dan 1,05 pada 24 Oktober 2020.

Berdasarkan analisis data dari tim FKM UI, nilai Rt tersebut kemudian dibandingkan dengan estimasi kasus baru (onset) dan persentase masyarakat yang berada di rumah (mengurangi mobilitas). Hasilnya menunjukkan bahwa:
- persentase penduduk yang berada di rumah mulai menurun sejak Oktober dan kini stabil berada di kisaran 45%;
- estimasi kasus baru (onset) juga menunjukkan penurunan signfikan pada bulan Oktober, namun sedikit meningkat di awal bulan November.

Estimasi kasus baru (onset) merupakan pengukuran epidemiologi berdasarkan waktu pertama kali kasus positif mengalami gejala, bukan waktu pelaporan positif kasus konfirmasi positif dari hasil uji laboratorium.

Selain itu, penilaian berdasarkan indikator pengendalian COVID-19 dari FKM UI menunjukkan penurunan 4 poin dari skor 67 pada 1 November 2020 menjadi 63 pada 8 November 2020. Meskipun demikian, skor tersebut menunjukkan pengendalian wabah di DKI Jakarta relatif stabil dibandingkan dengan skor 60 (18 Oktober 2020) dan skor 64 (24 Oktober 2020). Pemprov DKI Jakarta akan terus mengupayakan agar berbagai indikator pengendalian COVID-19 terus membaik dengan penegakan aturan hukum dan kegiatan 3T secara massif.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular