90% Kasus Kematian Berasal Dari Pasien Komorbid

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
05 November 2020 20:00
A man wearing a mask listens as they were rounded up by police at a public park for violating quarantine protocols in Quezon city, Philippines on Wednesday, Aug. 12, 2020. The residents were recorded and given lectures on community quarantine protocols before they were released as the capital and outlying provinces undergo another lockdown due to rising COVID-19 cases. (AP Photo/Aaron Favila)
Foto: Wabah Virus Corona di Filipina (AP/Aaron Favila)

Jakarta, CNBC Indonesia- Sebanyak 90% kasus meninggal dunia akibat Covid-19 berasal dari pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta biasanya menderita gejala klinis berat karena daya tahan tubuh yang biasanya lebih rendah dibandingkan yang tidak memiliki komorbid.

"Pada 90% pasien yang mengalami gejala klinis berat, 90% memiliki komobid. Setiap komorbid membuat gejala klinis berat karena beberapa hal, misalnya faktor usia, tentu dengan usia yang sudah lanjut daya tahan tubuh akan lebih rendah. Kemudian hipertensi dan diabetes membuat daya tahan tubuhnya lebih rendah dibandingkan dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes," jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam Candra Wiguna, di Graha BNPB, Kamis (05/11/2020).

Selain itu penyakit seperti kardiovaskular yakni penyakit jantung dan pembuluh darah membuat fungsi organ di dalam tubuh menurun, sehingga jika sampai terkena Covid-19 risikonya menjadi tinggi.

Chandra mengatakan secara umum gejala Covid-19 yang biasanya terlihat pada pasien dengan penyakit penyerta seperti seperti sesak napas, yang berakibat pada kegagalan napas, dan sering kali membutuhkan ventilator. Sementara yang tidak memiliki komorbid biasanya lebih ringan gejalanya, seperti demam ringan, sakit sendi, ataupun batuk ringan.

Dia menegaskan sebagai upaya pencegahan, masyarakat yang memiliki penyakit komorbid atau tidak tetap harus menjalankan protokol kesehatan dengan #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan dengan sabun. Selain itu, kelompok masyarakat yang memiliki penyakit penyerta sebaiknya mengendalikan penyakit ini dengan berkonsultasi dengan dokter.

Pasien yang memiliki penyakit bawaan yang terkendali, menurut Chandra berpotensi tidak akan mengalami gejala yang sangat berat.

"Buat mereka yang sudah tahu memilik penyakit ini sebelumnya, diharapkan bisa berkonsultasi secara baik dengan dokternya. Kalau perlu minum obat secara rutin sampai bisa mengendalikan penyakit penyerta itu," ujarnya.


(dob/dob)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan

Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular