Ramai Boikot Produk Mamin Prancis, Ini Reaksi Pengusaha RI

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 November 2020 10:35
Sejumlah toko ritel di Arab menarik produk asal Prancis terkait insiden konten kartun Nabi Muhammad. (AP/Hani Mohammed)
Foto: Ilustrasi produk Prancis (AP/Hani Mohammed)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemboikotan produk asalĀ Prancis oleh sebagian masyarakat seakan menyadarkan produk yang dimotori kepemilikan asing di Indonesia terbilang besar. Salah satu jenama yang dikenal masyarakat berasal dari Prancis adalah Danone. Perusahaan ini berkecimpung di industri makanan dan minuman.

Bukan hanya Prancis, sejumlah jenama dari negara lainnya pun ikut tergiur untuk bersaing merebutkan besarnya pasar Indonesia. Namun, ternyata pasar industri makanan dan minuman masih dikuasai oleh produk lokal. Ketua umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman menyebut sekitar 70% pasar sudah dikuasai produk dalam negeri.



"Lebih besar lokal secara total. Asing paling yang besar cuma Nestle, Danone, Unilever dan nggak sebanyak lokal. Lokal yang besar ada Indofood, Garudafood, Mayora itu juga besar," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/11/2020).

Dengan demikian, market share yang dikuasai oleh perusahaan asing jumlahnya berkisar 30%. Namun, tidak menutup kemungkinan angka itu bakal terus meningkat. Sebab, Adhi mengungkapkan bahwa investasi asing yang masuk ke Indonesia pun kian gencar di industri ini. Padahal, saat ini berada di masa pandemi Covid-19.

"Saya melihat investasi asing di makanan dan minuman meningkat 14% Januari-September dibanding 2019. Malah meningkat 14%. Jadi kelihatannya pandemi nggak berpengaruh untuk investasi, karena investasi melihat jangka panjang, nggak melihat sekarang," ujar Adhi.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamenlu Jelaskan Alasan RI Tak Boikot Produk Prancis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular