Viral Aliansi Dokter Sebut Covid-19 Tak Nyata, Ini Faktanya!

Roy, CNBC Indonesia
01 November 2020 06:49
Petugas saat memakamkan pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Senin (7/9/2020). Petugas pemakaman mengatakan terjadi lonjakan jenazah yang terjadi dalam satu bulan lebih terakhir dengan memakamkan lebih 30 jenazah dalam satu hari. "Untuk sampai malam ini kita  32 memakamkan jenazah Covid-19" kata tukang kubur TPU Pondok Ranggon. Cuaca terik menyelimuti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon mentari tepat berada di atas kepala. Namun, itu tidak menggoyahkan para penggali gali kubur di TPU untuk bertugas. Alhasil, tidak seperti tukang gali kubur yang pada umumnya harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat prosesi memakamkan jenazah Covid-19. Kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta terus menembus rekor baru, di tengah kekhawatiran rumah sakit semakin penuh terisi pasien penyakit menular ini.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 1.046 pasien baru Covid-19 di Jakarta pada Senin (7/9/2020), sehingga totalnya menjadi 47.379 orang. Sementara itu, jumlah kasus aktif Covid-19 di ibu kota mencapai 10.629 orang pada hari ini, dan merupakan posisi yang tertinggi selama ini. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pemakamkan pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Senin (7/9/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beredar di publik sebuah video yang mengklaim Aliansi Dokter Dunia membuat heboh. Pasalnya, mereka membuat statement terkait Covid-19 ketika itu pada 10 Oktober 2020 lalu yang menyebutkan Covid-19 itu tidak nyata.

"Kami adalah dokter, ilmuwan, dan aktivis perdamaian dan kami semua mengatakan peristiwa COVID-19 ini tidaklah benar," jelas Heiko Schoning, salah seorang yang berbicara dalam video viral tersebut, yang mengaku seorang dokter medis dari Jerman.

"Kenyataannya adalah bahwa itu tidak lebih jahat dari musim flu yang buruk," jelas dokter lain yang ada pada video tersebut.

Di dalam video tersebut, beberapa dokter juga meyakini bahwa data kapasitas rumah sakit hingga hasil tes Covid-19 yang ada selama ini hanya dibuat-buat.

Indonesian Muslim women walk near grave marks at the special section of Pondok Ranggon cemetery which was opened to accommodate the surge in deaths during coronavirus outbreak in Jakarta, Indonesia, Thursday, Sept. 24, 2020. (AP Photo/Dita Alangkara)Foto: TPU Pondok Ranggon (AP/Dita Alangkara)



Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan isi dari video itu sama sekali tidak benar. Konten seperti video aliansi dokter dunia itu termasuk ke dalam misinformasi.

"Konten pada video yang disebarkan oleh kelompok Aliansi Dokter Dunia dalam dunia akademis termasuk ke dalam misinformasi," tegasnya pada detikcom beberapa waktu lalu.

Menurutnya, jika narasi seperti ini disebar di dalam video itu bisa menimbulkan makna yang keliru terkait Covid-19 di mata publik. Hal ini karena virus tersebut baru dan tak kasat mata.

Keberadaan virus ini baru akan terasa saat mikroorganisme khususnya yang bersifat patogen itu menimbulkan manifestasi gejala penyakit pada makhluk hidup.

Untuk itu, Prof Wiku menegaskan agar masyarakat bisa menyaring informasi dari sumber yang terpercaya. Sumber itu seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CDC, PBB, Kementerian Kesehatan RI, dan Satgas Penanganan COVID-19.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Covid-19 Ngamuk Lagi, Kenali Gejala Varian Barunya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular